Ilustrasi pelaku UMKM. (Foto: selular.id)

MNEWS.co.id – Dengan munculnya perubahan di berbagai sektor ekonomi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia telah memasuki “Era Baru” yang penuh peluang, namun juga tidak terlepas dari tantangan yang menyertainya.

Salah satu perubahan terbesar yang telah terjadi adalah digitalisasi dan pertumbuhan pesat e-commerce. Perubahan ini memungkinkan UMKM untuk memiliki akses lebih besar ke pasar nasional dan internasional melalui platform online.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta orang pada tahun 2021, dan angka ini terus meningkat. Ini adalah peluang emas bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka secara global.

Selain bergesernya platform penjualan yang beralih ke ekosistem digital, dari sisi konsumen pun turut terjadi perubahan pola konsumsi dan gaya hidup.

Konsumen mulai lebih sadar akan produk lokal dan berkelanjutan. Berbagai pihak pun turut menyuarakan pentingnya untuk bangga membeli produk lokal dan mendukung gaya hidup ramah lingkungan.

UMKM yang dapat mengikuti tren ini dan menawarkan produk yang ramah lingkungan akan memiliki daya tarik kuat seiring dengan berubahnya preferensi produk dari konsumen.

Tantangan yang Dihadapi UMKM

Ketidaksetaraan Digital
Meskipun digitalisasi adalah peluang, tidak semua UMKM memiliki kemampuan atau akses yang sama terhadap teknologi. Banyak UMKM, terutama yang berlokasi di daerah pedesaan, masih perlu bantuan dalam mengatasi hambatan digital.

Persaingan yang Ketat
Pertumbuhan pesat e-commerce juga berarti persaingan yang semakin meningkat. UMKM harus bekerja keras untuk membedakan produk mereka di pasar yang ramai ini.

Perubahan Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah, seperti perubahan pajak atau regulasi perdagangan, dapat mempengaruhi UMKM. Penting untuk selalu mengikuti perubahan ini dan beradaptasi.

Akses Pembiayaan
Pembiayaan atau permodalan menjadi salah satu dari permasalahan utama yang kerap dihadapi oleh pelaku UMKM dalam mengembangakan usahanya. Selain pembiayaan tradisional dari bank, UMKM sekarang memiliki lebih banyak opsi pembiayaan alternatif seperti fintech, crowdfunding, dan investasi ventura. Ini memberikan akses bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan modal yang lebih besar.

Manajemen Bisnis yang Kurang Matang
Salah satu tantangan utama yang masih dihadapi oleh banyak UMKM adalah manajemen bisnis yang kurang matang. Keterbatasan pengetahuan tentang perencanaan bisnis, manajemen keuangan, dan pemasaran dapat menjadi hambatan.

Era baru UMKM di Indonesia menawarkan peluang besar, tetapi juga menantang. UMKM yang dapat beradaptasi dengan perubahan dan berinovasi akan mampu bersaing dan tumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.