Pedagang mengemas sandal hasil industri kecil rumah tangga yang dipasarkan melalui daring. (Foto: Antara)

Jakarta, MNEWS.co.id – Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-76 menjadi momentum batu loncatan untuk membangkitkan produk lokal yang potensinya masih terbuka luas.

Memasuki usia 76, apakah produk-produk lokal sudah menjadi tuan rumah di tanah air? Sudahkah masyarakat merdeka dengan produk dalam negeri lebih diminati dibanding produk impor?

Dengan lebih memilih produk lokal, kita tidak lagi dijajah oleh produk asing. Di masa pandemi corona ini, bisa dibilang produk lokal jadi pilihan utama. Meski kita harus merayakan Hari Kemerdekaan di tengah pandemi yang belum berlalu, keadaan kita termasuk di bidang ekonomi sudah mulai membaik. Terutama karena naiknya permintaan terhadap produk-produk, termasuk yang dikelola oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan terus memperluas akses pasar bagi produk dalam negeri. Upaya tersebut menjadi keseriusan pemerintah guna meningkatkan daya saing produk lokal sekaligus mendongkrak kinerja ekspor Indonesia.

“Salah satu program yang terus kita gencarkan adalah program Bangga Buatan Indonesia, sembari meningkatkan daya saing produk lokal dalam kompetisi global,” ujar Jokowi melalui Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD 2021, Senin, (16/8/21).

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) bertujuan untuk mendorong national branding produk lokal unggulan. Sehingga dapat menciptakan industri, kreasi dan inovasi baru serta pasar yang lebih besar. Hal tersebut juga berupaya untuk menjangkau pasar yang lebih besar.

Tidak hanya itu, Gernas BBI mendorong pelaku UMKM untuk bergabung dengan platform online untuk memasarkan produknya. Pada tahun 2020 lalu, Gernas BBI telah berhasil mengikutsertakan 3,7 juta unit UMKM  bergabung dengan platform daring.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan, kontribusi koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai 61,07 persen atau meningkat 4 persen dari tahun sebelumnya.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki memaparkan digitalisasi UMKM menjadi kunci kebangkitan produk lokal di era new normal saat ini. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong UMKM go digital melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Melalui Hari UMKM Nasional yang jatuh setiap 12 Agustus, menjadi momentum yang ideal untuk mendorong para pelaku UMKM untuk beradaptasi ke platform digital. Digitalisasi menjadi tak terelakkan bagi semua pelaku usaha, mengingat hanya mereka sajalah yang mampu bertahan di era pandemi yang telah onboarding ke platform serba online. Selama masa pandemi, pelaku UMKM dituntut untuk terus beradaptasi dan bertransformasi menyesuaikan dengan kondisi pasar.

Terkait hal itu, pemerintah terus mendorong pengembangan ekosistem ekonomi digital untuk meningkatkan produk-produk dalam negeri. Dikutip dari Liputan 6, hingga Agustus tahun ini, sudah lebih dari 14 juta UMKM atau sekitar 22 persen dari total UMKM yang sudah bergabung dengan aplikasi perdagangan elektronik. Sehingga partisipasi dalam ekonomi digital menjadi sangat penting karena potensinya yang sangat besar dan mempermudah UMKM untuk masuk ke rantai pasok global.