Destination Branding, Bukan Sekadar Logo dan Slogan (image: Pexels)
Destination Branding, Bukan Sekadar Logo dan Slogan (image: Pexels)

Nusa Dua, MNEWS.co.id – Destination Branding menjadi sebuah topik yang cukup diminati pengunjung pada acara World Conference on Creative Economy (WCCE) 2018 yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali beberapa waktu yang lalu.

Arief ‘Ayip’ Budiman, konsultan branding yang bergerak di bidang pariwisata, bersama Ketua Bali Tourism Board (BTB) dan Gus Agung dari Junior Chamber International (JCI) Bali berbagi pengalaman bagaimana membangun sebuah destinasi pariwisata di sebuah daerah.

Menurut Ayip, pengembangan destinasi wisata begitu kuat belakangan ini. Setiap daerah  berupaya mengembangkan potensi wisatanya masing-masing. Tidak sekadar logo dan slogan, tapi juga konten, sumber daya manusia (SDM), visi, serta komitmen bersama sangat dibutuhkan untuk membangun promosi wisata.

“Untuk membuat promosi harus ada konten. Apa yang mau dikomunikasikan kalau kontennya tidak ada?” ujar Ayip.

Ayip menjelaskan untuk menggali konten-konten yang kaya, kita harus  menerjemahkan konten tersebut menjadi sebuah promosi wisata. Belajar dari Belitung  enam tahun lalu, saat itu butuh waktu satu setengah hari untuk menjelajah dan mengelilingi daerah tersebut. Kini perlu waktu berhari-hari untuk mengunjungi objek-objek wisata  ketika kita sajikan berbagai konten destinasi wisata.

Menciptakan konten, lanjut Ayip,  perlu didahului pemetaan berbasis kewilayahan termasuk aset SDM, spiritual, warisan leluhur, naturalitas, lingkungan, dan sebagainya. Selanjutnya, baru kembangkan produk-produk wisata yang berbasiskan aset SDM, keagamaan, warisan budaya, lingkungan dan sebagainya.

“Ketika sudah terpetakan akan sangat mudah mengkoneksikannya dengan kebutuhan pasar,” ujar Ayip.