Produk olahan daun kelor dalam kegiatan pameran memeriahkan Pertemuan Kedua Sherpa Meeting G20 Indonesia di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Selasa (12/7/2022). (Foto: ANTARA/HO-Kominfo)

MNEWS.co.id – Banyak produk olahan UMKM NTT yang dipamerkan lewat pertemuan Sherpa G20 yang berlangsung di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Salah satunya adalah potensi kelor atau merunggai (Moringa Oleifera) yang dihadirkan melalui produk milik Lieta Isomortana.

Lieta adalah perempuan berusia 47 tahun yang juga merupakan pendiri dari New Eden Moringa, sebuah jenama UMKM yang menghasilkan produk olahan daun kelor dari para petani Flores.

Kisah usahanya dimulai dari kebiasaan Lieta yang telah rajin mengonsumsi kelor sejak tinggal di Australia. Dia pun memutuskan untuk menciptakan produk olahan kelor dari NTT ketika pindah ke Labuan Bajo pada tahun 2019.

Lieta mencoba peruntungan dengan mengolah kelor menjadi bubuk seperti yang pernah dia gunakan di Australia. Tak sendiri, Lieta mengajak pula para ibu dari Labuan Bajo untuk mengolah kelor.

Keberuntungan pun berpihak padanya. Melalui usahanya, merek New Eden Moringa pun lahir dan menjadi UMKM yang menghasilkan produk olahan daun kelor dari para petani Flores.

Kelor pun diolah menjadi bubuk teh, kopi, hingga garam. Produknya itu telah dikirim hingga ke 15 negara.

Lieta membawa serta produk olahan kelor miliknya untuk diperkenalkan kepada para delegasi Sherpa G20 dalam pameran UMKM yang berlangsung sejak Senin (10/7/2022).

Melalui kegiatan Sherpa G20, Lieta berharap produknya semakin dikenal.

“Saya berharap lebih banyak negara yang mengenal kelor NTT, sehingga pangsa pasar di luar negeri pun makin bertambah,” ujar Lieta dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Kelor merupakan sumber pangan fungsional yang mengandung nutrisi dan senyawa bio-aktif tinggi.

Terdapat dua jenis kelor di NTT, yakni kelor hijau dan merah yang telah terdaftar di Pusat Perlindungan dan Pendaftaran Varietas Tanaman pada tahun 2019.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT juga menargetkan mengekspor daun kelor sebanyak 1.000 ton per tahun ke Afrika.

Daun kelor dipercaya banyak orang sebagai bahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Daun itu digunakan sebagai sayur pendamping makanan sehari-hari dan diolah untuk pengobatan herbal.

Tak hanya itu, kelor di Indonesia juga digunakan untuk teh hingga bahan kapsul pengobatan.

Kini, Pemprov NTT telah menyusun peta jalan pengembangan kelor sebagai komoditas unggulan dan terus mendorong ekspor produk olahan kelor.