Direktur Starcross, Weimpy Adhari. (Foto: Fuska Sani Evani)

Yogyakarta, MNEWS.co.id – Industri kreatif Yogya tidak luput dari dampak pandemi Covid-19. Starcross merupakan salah satu brand clothing independent di Yogyakarta, harus mengalami kerugian omzet hingga 75 persen.

Weimpy Adhari, Direktur Starcross, mengakui banyak pelaku usaha yang memilih menutup usahanya dan merumahkan karyawannya, karena itu, terus berfikir agar mampu bangkit dan berdiri lagi, meski pandemi virus corona belum berakhir.

Starcross yang merupakan local retail clothing company yang berdiri pada Agustus 2004, mendedikasikan produknya untuk anak muda perkotaan, kelas ekonomi menengah ke atas, unisex, dinamis dan segmented, yakin dengan outlet yang ada di 24 kota se-Indonesia, mampu kembali bergairah.

“Kami berpikir bagaimana caranya supaya tidak perlu merumahkan pegawai, kami berupaya supaya tidak harus mengurangi salah satu keluarga kami,” ungkapnya. saat pre-launching produk kolaborasinya dengan Orang Tua, Jumat (17/7/20) di Yogyakarta.

Weimpy menyatakan, banyak orang telah hidup dari Starcross karena itu, Ia tidak ingin lebih lama lagi berdiam di tengah pandemi. Setelah beberapa waktu lalu Starcross berkolaborasi dengan Indomie sebagai brand legend, kali ini berkolaborasi dengan Orang Tua. Produk kolaborasi tersebut akan diluncurkan secara daring melalui Starcross Youtube Channel (StarcrossTV) bertajuk Starcross X Orang Tua Collaboration Launch, pada Jumat (24/7/20) mendatang.

Kolaborasi Starcross X Orang Tua bisa menjadi pendorong roda perekonomian industri kreatif maupun UMKM. Kegiatan ini juga bisa menjadi pemicu bagi pelaku industri lainnya. Bahkan Starcross yang tumbuh karena komunitas, terus melakukan inovasi kolaborasi sesama pelaku industri juga perlu untuk memperluas pasar dan mengenalkan hal baru.

“Inilah yang melatarbelakangi Starcross menggandeng Orang Tua, merk representasi produk minuman lokal memiliki benang merah dengan Starcross yang juga melahirkan produk-produk apparel lokal,” ujarnya.

Kolaborasi ini juga didukung kampanye mencintai dan bangga menggunakan produk dalam negeri. Terlebih, Starcross merupakan salah satu pionir di industri clothing independen yang ada di Indonesia.

“Kami berharap ini juga menginspirasi kebangkitan merk lokal, juga memicu rasa kebanggaan dan nasionalisme dalam memakai barang-barang buatan Indonesia,” tambahnya.

Weimpy menjelaskan, Starcross x Orang Tua Collaboration Launch bukan sekadar kegiatan brand activation berupa peluncuran produk apparel. Event ini berkonsep seperti acara offline yang kemudian diadopsi ke dalam bentuk virtual meliputi talk show, fashion show, digital games, serta pertunjukan musik dari Punk Karaoke, Hasoe Indonesia, dan Shaggydog.

Pertunjukan musik Shaggydog akan direkam di dalam studio menggunakan green screen, namun saat penayangan akan menampilkan Shaggydog yang tampak bermain di halaman Starcross.

Vokalis Shaggydog, Heruwa, menilai kolaborasi yang dihasilkan Starcross dengan Orang Tua cukup sinergis. “Tidak hilang semangat untuk terus produktif. Hal inilah yang semestinya dilakukan di masa pandemi. Tentu dengan tidak melupakan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus,” ujarnya.

Sementara Brand Manager Orang Tua, Daniel Immanuel, menuturkan sebagai produk lokal, bukan hal yang tabu bagi Orang Tua untuk membuat kerja sama dengan produk-produk lokal lain di Indonesia. Melihat Starcross sama-sama memiliki pasaran anak muda, kolaborasi makin mudah dilakukan.