Ilustrasi produk makanan olahan ikan. (Foto: Dok/Kemendag)

MNEWS.co.id – Bisnis makanan olahan ikan semakin menggiurkan mengingat potensi sumber daya ikan Indonesia sangat berlimpah. Bisnis ikan olahan tersebut memberikan nilai tambah tersendiri yang siap merambah pasar ekspor.

Nindita Nareswari, pemilik Dapur S’Best, membidik peluang itu sejak 2018. Ia merupakan seorang pengusaha wanita yang memproduksi aneka makananan olahan ikan asal Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

“Bisnis olahan berbahan baku ikan ini bisa dijadikan lahan usaha. Usaha ini cukup menggiurkan. Ini terbukti usaha saya terus meningkat dengan semakin banyak permintaan,” ceritanya di sela-sela kesibukannya mengikuti pameran di gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38, Jumat (20/10/2023), di Hall 3 Paviliun UKM Ekspor Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Banten.

Dari bahan baku ikan, Dapur S’Best terus mengenalkan produknya kepada masyarakat. Produknya antara lain berupa aneka jenis pempek, makanan beku, shrimp roll, dan ebi furai. Tak hanya itu, produk olahan berbahan baku ikan tenggiri, seperti stik, kerupuk, dan amplang, juga dikembangkan.

“Produk olahan dengan bahan baku ikan tenggiri diolah tanpa pengawet makanan sehingga aman dikonsumsi untuk semua kalangan,” ujarnya Nindita berpromosi seraya menambahkan, produk olahan pempeknya cocok dijadikan hamper.

Dalam sebulan, ia mengaku bisa mengolah 500 kg bahan baku. Ia juga sudah mempunyai pemasok yang khusus sehingga ketersediaan bahan bakunya tidak masalah. Nindita juga memiliki usaha bersama dengan teman usaha sejenis dengan membuat kelompok Huma Gawin Itah dimana dirinya sebagai ketuanya.

Di Indonesia, banyak jenis produk olahan ikan serupa yang sudah sukses di pasar dan mempunyai banyak penggemar. Bagi Nindita, hal ini merupakah salah satu tantangan yang harus dihadapi. Agar usahanya terus maju, ia selalu berinvoasi dan membaca peluang-peluang pasar untuk memperkenalkan produknya. Ia juga tetap rajin mengikuti berbagai pelatihan dan pameran, serta aktif di lokapasar untuk menjajakan berbagai aneka produk olahan ikannya.

Untuk menjaga kualitas, produk Dapur S’Best dikemas dengan plastik yang memenuhi standar untuk makanan (food grade) yang divakum dan tahan untuk pengiriman ke luar kota selama enam hari. Produk olahan dengan bahan baku ikan tenggiri, tanpa pengawet makanan, sehingga aman dikonsumsi untuk semua kalangan.

“Dapur S’Best, Best in Taste Best in Quality,” kata Nindita.

Untuk pemasaran, Dapur S’Best memiliki beberapa reseller di kota Palangka Raya dan beberapa Kabupaten di Kalimantan Tengah. Selain itu, Dapur S’Best juga memanfaatkan lokapasar (marketplace) Pasar Digital (PaDI) UMKM untuk memasarkan produknya serta kerap mengikuti pameran, baik lokal maupun nasional.

“Permintaan sudah merambah ke sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya. Bahkan ada juga dari Sulawesi. Ini karena saya lakukan melalui online,” jelas Nindita.

Nindita mengaku bahagia ketika ada tawaran untuk mengikuti pameran di TEI. Ia langsung setuju untuk berpartisipasi. Tapi, sebelumnya Nindita harus mengikuti pelatihan di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP) Kementerian Perdagangan.

Pelatihan di PPEJP ini, lanjutnya, dimaksudkan agar dapat mengetahui prosedur dan dokumen ekspor dan halhal teknis dalam proses kegiatan ekspor.

Alhasil, pada TEI 2023, ia mendapat buyer (pembeli) dari Ghana yang akan meneken kontrak sejumlah produknya. Kendati kapasitas ekspornya masih kecil, tapi baginya ini akan membuka peluang usahanya merambah ke mancanegara. “Ekspor ada, tapi tidak besar karena melalui pihak ketiga,” ungkapnya.