Plt Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Rully Nuryanto, saat peresmian Koperasi 5.0 Indonesia Corico, di Jakarta, Selasa (23/10/2018). Foto: (doc/KemenkopUKM)
Plt Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Rully Nuryanto, saat peresmian Koperasi 5.0 Indonesia Corico, di Jakarta, Selasa (23/10/2018). Foto: (doc/KemenkopUKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Sebagai badan usaha, koperasi dituntut siap menghadapi kemajuan teknologi saat ini yang merupakan suatu keniscayaan. Era disrupsi teknologi dan ekonomi memungkinkan koperasi untuk bertransformasi mengikuti perkembangan digital dan memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya generasi milenial.

Plt Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM, Rully Nuryanto, mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 telah memunculkan dampak berupa disruptif teknologi dan ekonomi.

“Di era revolusi industri 4.0 saat ini sudah memunculkan dampak berupa disruptif teknologi dan disruptif ekonomi di mana teknologi mulai mengganggu kemapanan industri besar incumbent,” kata Rully saat peresmian Koperasi 5.0 Indonesia Corico, di Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Corico adalah semacam rumah besar usaha bersama dalam tata kelola ekonomi rakyat milenial, yang berpusat di Korea. Anggota Corico Korea sudah ribuan pengusaha menengah yang memiliki usaha ‘back to nature’ dan/atau teknologi nano terbaru yang ke depan akan menggantikan produk-produk kimia yang merusak alam.

Terkait dengan ekonomi kerakyatan yang diusung Corico, Rully mengatakan koperasi adalah wadah yang paling cocok. Hal itu karena dalam koperasi bisa melibatkan banyak masyarakat. Lebih lanjut Rully juga mengingatkan, koperasi akan maju kalau anggotanya mau berkomitmen pada koperasinya.

“Setiap anggota koperasi bisa memberikan kesempatan seluasnya pada anggota untuk mengaktualisasikan dirinya. Banyak koperasi memiliki usaha ritel, namun kalau anggota koperasi belanja di tempat lain, maka koperasi itu tidak akan bisa berkembang,” kata Rully.

Platform Online

Ketua Corico Indonesia, M Taufik menngatakan bentuk kerjasama antara Corico Korea dengan Corico Indonesia adalah dalam skema koperasi to koperasi melalui platform Online Corico.

“Transaksi antar anggota tidak perlu melalui pihak ketiga, jadi semudah transfer pulsa handphone,” jelas Taufik.

Intinya kata Taufik, ke depan model ini akan mengintegrasikan dan mengefisienkan bisnis-bisnis finansial seperti produk-produk perbankan, bursa saham, trading forex, asuransi, trading komoditi berjangka dan sebagainya. Transaksi antar anggota lintas negara juga tak perlu memakai bank LC atau BG karena sama-sama memiliki Corico Wallet.

“Makanya sistem ini dinamakan Koperasi to Koperasi. Ini memang belum diatur, namun tidak ada pelanggaran karena belum ada ketentuannya,” pungkasnya.