Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta, MNEWS.co.id – Bank Indonesia (BI) memproyeksi transaksi e-commerce mencapai Rp530 triliun pada 2022. Angkanya naik 23 persen dari prediksi tahun ini yang sebesar Rp403 triliun.

“Ekonomi keuangan digital meningkat pesat. Pada 2022, e-commerce (dapat) mencapai Rp530 triliun,” ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo.

Selain itu, bank sentral meramalkan transaksi uang elektronik sebesar Rp337 triliun tahun depan. Jika itu tercapai, maka angkanya naik 16 persen dari proyeksi tahun ini yang sebesar Rp289 triliun. Perry mengatakan transaksi digital banking berpotensi tembus Rp48 ribu triliun. Jumlah itu naik 20 persen dari perkiraan tahun ini yang hanya Rp40 ribu triliun.

“Uang elektronik 2022 sebesar Rp337 triliun dan digital banking lebih dari Rp48 ribu triliun,” ujar Perry.

BI mencatat nilai transaksi uang elektronik sebesar Rp29,23 triliun per Oktober 2021. Angkanya naik 55,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara, transaksi e-commerce tercatat hanya Rp58,2 triliun.

Jumlahnya turun sekitar Rp17 triliun dari posisi kuartal II 2021 yang mencapai Rp75,4 triliun. Namun, nilai transaksi e-commerce kuartal III 2021 naik jika dibandingkan dengan kuartal I 2021 yang sebesar Rp51,6 triliun.

Sekretaris Eksekutif I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede mengatakan transaksi secara digital akan mengganggu bisnis bank kecil dan menengah. Salah satunya adalah transaksi e-money.

“Transaksi lewat e-money cepat sekali sepanjang pandemi covid-19, itu akan mendisrupsi bank kecil dan menengah,” ungkap Raden.

Selain e-money, Raden menyebut financial technology (fintech) juga akan mengganggu bank kelas menengah dan kecil. Industri fintech dan bank berkompetisi dalam menyalurkan pinjaman ke masyarakat.

Namun, Ia menilai bank yang masuk dalam kelompok bank umum berdasarkan kegiatan usaha (BUKU) 4 lebih bisa bersaing dengan fintech. Pasalnya, bank BUKU 4 memiliki kemampuan lebih besar dalam mengembangkan bisnisnya ketimbang bank BUKU 1-3.

“Pada saat yang sama bank BUKU 4 juga berikan layanan e-money yang signifikan dan berikan layanan e-commerce,” tambah Raden.

Lalu, ia menilai e-commerce akan mendisrupsi sektor perdagangan. Hal ini akan mengganggu sektor ritel yang menjual produk di toko fisik.