Storynomics, cara kreatif dan efektif untuk melestarikan warisan budaya kuliner suatu daerah. (Foto: Pusaka Rasa Nusantara)

MNEWS.co.id – Pernahkah kamu terpikat oleh sebuah hidangan bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena cerita di baliknya? Itulah kekuatan storynomics dalam dunia kuliner. Konsep ini menggabungkan narasi yang menarik dengan pengalaman kuliner untuk menciptakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Apa itu Storynomics?
Storynomics adalah pendekatan yang mengutamakan narasi atau cerita dalam pemasaran dan pengembangan produk atau jasa. Dalam konteks gastronomi, storynomics digunakan untuk menciptakan sebuah kisah di sekitar hidangan, bahan baku, atau bahkan budaya kuliner suatu daerah. Kisah ini kemudian menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan untuk mencoba dan menikmati hidangan tersebut.

Dengan menerapkan storynomics, kamu dapat menciptakan pengalaman kuliner yang tak terlupakan bagi wisatawan dan sekaligus mempromosikan kekayaan kuliner Indonesia.

Dalam acara Nemuin Komunitas (Netas) yang berlanngsung pada Sabtu (27/7/2024) di Ada Apa Dengan Kopi (AADK), Malang, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memberikan kiat sukses dalam mengembangkan gastronomi, salah satunya melalui penerapan storynomics.

Menurutnya, gastronomi bukan hanya tentang makanan, tetapi juga tentang budaya, sejarah, dan identitas sebagai bangsa. Oleh karena itu, dalam pengembangannya diperlukan konten kreatif yang mengedepankan narasi dengan menggunakan kekuatan budaya sebagai nyawa dari sebuah kuliner atau biasa yang disebut dengan storynomics

“Jadi betul-betul memiliki filosofi, ada budaya yang terlibat, sejarah, ada storytelling bagaimana oleh siapa, berapa yang terlibat bagaimana yang terlibat, resepnya seperti apa,” ujarnya. 

Sandiaga mencontohkan seperti Ronde Titoni Malang yang sudah ada sejak tahun 1960-an. Menurutnya, ini bisa dikemas dengan narasi sejarah awal kemunculan dan caranya bisa bertahan hingga sekarang. 

Foto: Kemenparekraf

Sandiaga menilai cerita seperti itulah yang membuat orang akan penasaran dengan sebuah produk yang dihasilkan sehingga kemudian akan dicari oleh masyarakat luas. Dampaknya produk yang dikenalkan bisa dikenal hingga mendunia.

“Cerita-cerita seperti itu yang harus dikemas dan harus diceritakan kepada pelanggan sehingga potensi dari kuliner Malang ini bisa lebih banyak dikenal oleh nusantara dan dunia,” ucapnya. 

Pada kesempatan ini, Sandiaga juga mencicipi berbagai kuliner khas Malang yang sedang viral, salah satunya adalah Bakso Kirun, Ondenesia, dan Ronde Titoni. Menurutnya, kuliner tersebut memiliki potensi yang besar untuk mendunia, jika dikemas dengan narasi yang menarik. 

Storynomics dapat menjadi cara yang kreatif dan efektif untuk melestarikan warisan budaya kuliner suatu daerah. Dengan menceritakan kisah di balik setiap hidangan, kita dapat menjaga agar tradisi kuliner tidak hilang termakan zaman.