Perajin membuat topi khas Aceh di Sambon, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah. (Foto: Aloysius Jarot N)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dianggap menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Namun pandemi Covid-19 membuat banyak UMKM berguguran, sehingga perlu dukungan pembiayaan untuk kembali menjalankan usahanya. Potensi ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi industri perbankan untuk menyalurkan pembiayaan bagi UMKM.

Direktur Hubungan Kelembagaan PT BNI (Persero) Tbk Sis Apik Wijayanto, masih ada 67 persen dari total 64,2 juta pelaku UMKM yang belum menerima pembiayaan.

“Para UMKM sangat bisa berkolaborasi dengan kami sebagai lembaga keuangan yang mempunyai visi kinerja unggul dan layanan terbaik dan berkelanjutan,” katanya dilansir dari Merdeka.com.

Potensi segmen UMKM yang besar ini juga didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Hukum, Pengawasan Koperasi dan Pembiayaan Agus Santoso mendorong perbankan untuk terus mendukung sektor UMKM melalui penyaluran kreditnya.

“Bahwa perkreditan usaha kecil sesuai aturan masih 20 persen dan mentoknya disitu saja. Kita ke depan juga mendorong perbankan untuk bisa menyalurkan kredit UMKM lebih besar hingga 30 persen,” kata Agus.

Berdasarkan data Kemenkop UKM, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen pada tahun lalu. Hal ini dikarenakan sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi, sedangkan di sisi lain literasi keuangan di kalangan UMKM masih rendah.

Untuk realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada sektor produktif di 2020 terus meningkat menjadi 57,25 persen meningkat dibandingkan 2019 sebesar 52 persen. Porsi penyaluran KUR 2020 terbesar disalurkan di sektor perdagangan 42,8 persen, disusul sektor pertanian 29,6 persen dan jasa 14,9 persen.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) telah menyiapkan empat langkah untuk mempercepat penyelamatan UMKM pasca covid-19, yaitu komunikasi kebijakan darurat covid-19 kepada UMKM, program virtual peningkatan kapasitas UMKM, sinergi aksi mempercepat akses pembiayaan/permodalan, dan pemanfaatan digital payment dan penjualan.

Untuk menopang UMKM di masa pandemi, peran perusahaan penjaminan juga penting. Saat ini PT Askrindo (Persero) mendapatkan mandat untuk mendorong roda bisnis UMKM dengan memberikan penjaminan kredit melalui program KUR dan kredit modal kerja dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Direktur Utama Askrindo Dedi Sunardi mengatakan sampai Januari 2021 Askrindo telah menjamin kredit modal kerja dalam program PEN yang mencapai Rp10,7 triliun yang diberikan kepada 444,3 ribu UMKM. Pemberian kredit ini berhasil menyerap 1,2 juta tenaga kerja.

Sementara untuk KUR yang telah dijamin oleh Askrindo mencapai Rp455 triliun bagi 22,8 juta UMKM dan berhasil menyerap 43,2 juta tenaga kerja. Sepanjang  2020, KUR yang dijamin Askrindo didominasi oleh sektor perdagangan mencapai Rp54,68 triliun atau 49,3 persen dari total penyaluran penjaminan.