Konferensi Pers Docs By The Sea 2018 - Jakarta, 19 Juli 2018. (doc/Bekraf)
Konferensi Pers Docs By The Sea 2018 - Jakarta, 19 Juli 2018. (doc/Bekraf)

Jakarta, MNews.co.idBadan Ekonomi Kreatif kembali bekerjasama dengan In-Docs melalui kegiatan Docs By The Sea 2018, sebuah forum global yang menghubungkan para pembuat film dokumenter Indonesia dan Asia Tenggara dengan industri dan investor film dokumenter internasional.

In-Docs merupakan lembaga nirlaba yang mendedikasikan diri untuk mentransformasi ekosistem dokumenter Indonesia telah membantu menghasilkan talenta-talenta baru di bidang film dokumenter sejak tahun 2002. Sedangkan Docs By The Sea merupakan acara tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2017 dan pada tahun ini merupakan tahun kedua penyelenggaraannya yang akan dilaksanakan di Hotel The Patra Kuta, Bali dari tanggal 2-9 Agustus 2018.

Dalam transformasi pentas film dokumenter baik di Indonesia maupun Asia Tenggara, In-Docs percaya bahwa terjalinnya kemitraan strategis adalah kuncinya. “Strategi kami adalah membangun kemitraan strategis dengan ahli-ahli industri dan institusi internasional yang memiliki tekad dan visi yang sama dalam mendukung cerita-cerita terbaik yang mewakili perspektif yang beragam untuk membuka wawasan dan menginspirasi masyarakat,” kata Amelia Hapsari, Direktur Program In-Docs saat Konferensi Pers Docs By The Sea 2018 di Harris Vertu Hotel, Harmoni, Jakarta pada Kamis, 19 Juli 2018.

Konferensi Pers Docs By The Sea 2018 dihadiri oleh Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Ricky Joseph Pesik; Deputi Akses Permodalan, Fadjar Hutomo, Direktur Program In-Docs, Amelia Hapsari; Chief Corporate Affairs GO-JEK, Nila Marita; dan pembuat film, Ismail Fahmi Lubis. Konferensi pers ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan diantaranya perwakilan British Council, Goethe Institute dan Australian Embassy.

Pada edisi perdananya di tahun 2017, Docs By The Sea telah berhasil memfasilitasi empat co-produksi internasional, empat produksi televisi internasional, serta terpilihnya enam dokumenter Indonesia dan Asia Tenggara ke forum-forum dokumenter bergengsi dunia. Tahun lalu, film “Pesantren” tentang kehidupan anak-anak muda di sebuah pesantren di Cirebon dipresentasikan di Docs By The Sea 2017. Proyek ini meninggalkan kesan yang mendalam pada Isabel Arrate, direktur IDFA Bertha Fund yang kemudian merekomendasikan proyek ini untuk dipresentasikan di IDFA Forum di Amsterdam, di mana proyek ini mendapatkan pre-sale dari Al-Jazeera. 

Penggalangan dana untuk dokumenter merupakan perjalanan yang amat panjang dan berliku karena hampir tidak adanya pendanaan dari negara dan televisi nasional. Docs By The Sea menjadi oasis yang amat dibutuhkan oleh para pembuat film di mana mereka bisa mengakses masukan dan dukungan dari komunitas internasional yang memiliki infrastruktur pendanaan dan distribusi yang lebih mapan.

Pada tahun ini, acara Docs By The Sea akan memfasilitasi bentuk pendanaan baru untuk film dokumenter, yang tidak pernah ada sebelumnya. Perusahaan on-demand berbasis aplikasi terbesar Indonesia, GO-JEK berkolaborasi dengan Badan Ekonomi Kreatif dan In-Docs akan menciptakan sebuah skema pendanaan untuk film dokumenter yang pertama di Indonesia, yang diberi nama Docs By The Sea Co-Production Fund. Pendanaan ini bertujuan untuk mendorong terciptanya film-film dokumenter berkualitas melalui program mentorship, skema distribusi, dan pendanaan. Pada Docs By The Sea 2018, 20 proyek dokumenter Indonesia akan berkompetisi untuk mendapatkan Docs By The Sea Co-Production Fund, yang proses seleksinya akan berlangsung di Bali, tanggal 7-9 Agustus 2018. 

Sebagai karya anak bangsa, GO-JEK terus berinovasi untuk berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Tahun ini, GO-JEK terus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif tanah air, dalam hal ini industri perfilman, melalui inisiatif barunya GO-STUDIO. Melalui GO-STUDIO, GO-JEK turut serta mendorong inovasi serta potensi di bidang kreatif Indonesia yang memiliki nilai tambah serta daya saing di dunia internasional.

“Inovasi dan kreatifitas merupakan bagian dari pilar utama GO-JEK. Kami berkomitmen untuk terus mendukung ekonomi kreatif Indonesia, kali ini komunitas pembuat konten lokal dan pelaku industri perfilman tanah air. Melalui GO-STUDIO, kami mendukung komunitas kreatif Indonesia untuk menggarap karya-karya yang berkualitas, sekaligus memberikan kesempatan kepada mereka terhadap akses penonton yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah Indonesia khususnya Bekraf dalam memperkuat ekonomi kreatif khususnya sub sektor perfilman di Indonesia,“ kata Nila Marita, Chief Corporate Affairs GO-JEK.

“Kolaborasi ini diharapkan akan dapat memberi kesempatan kepada para pelaku industri film Indonesia agar karya-karyanya dapat dinikmati tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia,” tambahnya. 

Pada acara Docs By The Sea 2018, 31 proyek film dokumenter dari Asia Tenggara dan satu proyek dari Australia akan mengikuti program inkubasi selama empat-hari yang dilanjutkan dengan pitching forum serta kegiatan-kegiatan industri lainnya selama tiga hari. 31 film yang telah terseleksi tersebut akan dipresentasikan kepada 35 lembaga donor, jaringan televisi, distributor, dan platform-platform dunia yang membutuhkan film dokumenter. Di antara insitusi internasional yang telah mengkonfirmasi kedatangannya adalah Tribeca Film Institute (Amerika), Guardian (Inggris), Al-Jazeera (Qatar), SBS (Australia), Ideosource (Indonesia), POV (Amerika), Visions du Reél (Swiss), Dok Leipzig (Jerman), Asian Network for Documentary (Korea Selatan), NHK (Jepang), dan Channel News Asia (Singapura) dan banyak lagi. Para pengambil keputusan dari institusi-institusi bergengsi tersebut diharapkan dapat menemukan film-film dari kawasan Asia Tenggara untuk memperkaya dan mendiversifikasi tayangan dokumenter di platform mereka dengan talenta-talenta dan perspektif yang baru.

Kemitraan-kemintraan strategis yang tercipta melalui acara Docs By The Sea membawa dampak yang besar, tidak hanya untuk industri kreatif Indonesia, tetapi juga masyarakat luas. Eric Sasono, seorang kritikus film dan akademisi yang berfokus pada budaya dokumenter di Indonesia menilai bahwa Docs By The Sea adalah “sebuah wadah penting yang membuat para filmmaker dokumenter Asia Tenggara bisa memperluas cerita-cerita alternatif dan bisa berkontribusi kepada terbentuknya publik dalam konteks demokratisasi masyarakat dan lebih lagi.”