Jakarta, MNEWS.co.id – Potensi usaha kuliner di Indonesia belakangan ini kian menjanjikan, terutama di kota-kota besar. Peluang ini tentunya kesempatan emas bagi pelaku usaha kuliner yang ingin mencoba mengisi celah dengan berbagai inovasi produk kuliner. Namun, seiring dengan luasnya peluang tersebut, tantangan yang dihadapi juga semakin besar.
Sehubungan dengan peluang dan tantangan di dunia kuliner tersebut, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan klinik bisnis pelaku usaha kuliner.
“Saya sangat apresiasi pelaksanaan kegiatan ini, jadi ada teori dan praktek ini suatu kegiatan sangat komplit. Kalau kita belajar teori saja tanpa praktek hasilnya tidak akan maksimal,” kata Bintang Puspayoga di Creative Stage, Gedung Smesco Indonesia, Jumat (10/8/18).
Pelatihan ini diikuti kurang lebih 100 peserta yang berasal dari dua instasi DWP Kemenkop dan UKM, serta Ditjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag. Materi yang diberikan meliputi tata kelola manajemen dan SDM kuliner, pengelolaan keuangan bisnis kuliner, motivasi dan pemahaman hygienitas usaha kuliner, maupun praktek pengelolaan makanan.
Bintang mengatakan potensi usaha kuliner di Indonesia akan semakin menjanjikan, terutama di kota besar. Sebagai contoh di Jakarta, dengan banyaknya perkantoran, keluarga muda suami isteri kerja tidak memiliki waktu untuk memasak, solusinya harus membeli makanan siap saji.

Foto: (doc/KemenkopUKM)
Beberapa kuliner Indonesia juga sudah dikenal dunia, di antaranya rendang. CNN Travel dunia pada tahun 2017 merilis 50 makanan terlezat di dunia, dan rendang yang merupakan makanan khas Indonesia menempati posisi pertama dan nasi goreng di posisi kedua. Penetapan posisi ini merupakan hasil polling facebook yang memperoleh 35 ribu suara dari seluruh dunia.
Contoh makanan khas Indonesia lainnya yang sudah menjangkau manca negara, yaitu Ina Cookies Bandung. Produk kue keringnya sejak tahun 2002 telah menjangkau Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Timur Tengah (Qatar).
Di tengah melejitnya kuliner Indonesia ke pasar dunia, Bintang menekankan agar pelaku usaha kuliner memperbaiki tata kelola kegiatan usahanya secara profesional, baik dari sisi manajemen keuangan, kemasan hingga sumber daya manusia. Bintang berharap melalui pelatihan semacam inilah pelaku usaha bisa menjawab tantangan tersebut.
“Kami harapkan peserta dapat mengikuti pelatihan ini dengan baik. Mengapa ini penting karena pelaku-pelaku kecil seperti kuliner kadang-kadang berusaha bisa, tapi manage itu yang belum profesional,” ujar Bintang.