Ilustrasi Modern Retail. Foto: google.com
Ilustrasi Modern Retail. Foto: google.com

Jakarta, MNEWS.co.id – Bisnis ritel modern yang kini tengah menjamur, tidak hanya membutuhkan kerja sama dengan usaha besar untuk memasok produk. Ritel modern harus mulai menggandeng UMKM untuk bermitra bersama.

Solihin, Direktur Corporate Affair PT. Sumber Alfaria Trijaya TBK (Alfamart), mengemukakan keterkaitan UMKM dengan ritel modern atau waralaba. Menurutnya, UMKM harus lebih dilibatkan dalam bisnis ritel modern.

“Kehadiran peritel-peritel modern sangat ingin menjadikan UMKM mitra. Kita ingin konsep waralaba dengan UMKM. Contohnya saja, ada beberapa tempat untuk UMKM, ada produk-produk UMKM yang kita saring dan jual di toko,”, papar Solihin dalam acara Focus Group Discussion (FGD) “Membangun Komitmen Kemitraan Yang Sehat Dalam Pola Waralaba Ritel Modern”, di Gedung KPPU Lantai 2, Juanda, Jakarta Pusat, Selasa (28/8/18).

Menurutnya, bicara soal keinginan perusahaan, apabila membuka toko inginnya dengan konsep waralaba. Pihaknya juga ingin menjadikan perusahaan sebagai jaringan distribusi yang dimiliki masyarakat luas, berorientasi dengan pemenuhan kebutuhan konsumen dan bisa bersaing secara global.

Namun, diakui Solihin, saat ini sulit mencari investor yang mau mengelola usahanya sendiri. Ia mengatakan, jika ingin mencari investor, harus menyamakan persepsi terlebih dahulu. Setelah itu, baru ada kesepakatan dalam perjanjian waralaba.

“Dalam perjalanannya kita harus sampaikan, bisnis ga selalu untung. Ini bisnis, ada risiko. Seorang yg mau bisnis harus siap dulu. Bisnis waralaba yang dikelola franchisor dibuat secara industri. Bisnis waralaba bukan bisnis yang pasti menguntungkan, ada risiko,” pungkasnya.

Sementara itu, Jimmy Caryabudi, Vice Executive Director Indomarco Prismatama (Indomaret), menekankan pentingnya segmen atau target market.

“Waralaba dari teman-teman ini juga produk. Tidak bisa kita katakan semua produk itu sama. Produk bicara apa yang dijual, keunikan waralaba yang kita jual,” ujar Jimmy.