Petani di Desa Krinjing Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang membersihkan abu vulkanik Gunung Merapi. (Foto: beritamagelang.id)

MNEWS.co.id – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang mencatat sedikitnya 1.661,8 hektar lahan pertanian dan perkebunan rusak akibat diguyur abu Merapi pada Sabtu (11/3/2023). Sebaran abu vulkanik itu sebagian besar berada di wilayah Kecamatan Sawangan sebanyak 1.185,8 hektar dan Kecamatan Dukun 476 hektar.

“Hasil rekapitulasi komoditas pertanian yang terdampak abu vulkanik Merapi ada 1.661,8 hektar. Jenis komoditasnya berupa cabai, kobis, tomat, sawi hijau dan kopi,” ungkap Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas, dikutip MNEWS.co.id dari laman Pemkab Magelang, Jumat (17/3/2023).

Ade menjelaskan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penanganan dampak abu vulkanik terhadap lahan pertanian dan perkebunan ini, antara lain mengidentifikasi lahan terdampak, koordinasi dengan wilayah terdampak dan survei kondisi lapangan terdampak.

“Kami juga memilah data sesuai tingkat kerusakan untuk wilayah terdampak, yakni kategori dampak ringan seluas 370,5 hektar, sedang 1.053 hektar dan berat 258,3 hektar,” jelas Ade.

Menurutnya, abu vulkanik harus segera dibersihkan agar kerusakan tidak meluas. Pihaknya pun melakukan Gerakan Bersama Pembina Kelompok Kegiatan (Poktan) terdampak dengan membersihkan tanaman dengan cara menyemprot dan menggoyangkan tanaman. 

“Curah hujan yang turun di beberapa wilayah terdampak setelah erupsi itu memberikan dampak positif karena dapat membersihkan abu yang menempel pada tanaman secara alami,” tambahnya.

Untuk mendukung pembersihan, pihaknya menyediakan sarana pertanian berupa hand sprayer sebanyak 40 unit (manual dan elektrik) untuk membantu poktan maupun petani terdampak erupsi melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) wilayah setempat.

“Kami koordinasi dengan Kementerian Pertanian dari Direktorat Hortikultura dalam rangka tindak lanjut,” ujar Ade.

Seperti diberitakan, Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran (APG) Sabtu (11/3/2023) sekitar pukul 12.13 WIB. Peningkatan aktivitas vulkanik ini menyebabkan hujan abu tebal di wilayah sekitarnya, terutama di Kabupaten Magelang, Kota Magelang dan Kabupaten Boyolali.