Jakarta, MNEWS.co.id – Permasalahan arus kas (cash flow) merupakan salah satu alasan yang sering dialami oleh usaha kecil yang bangkut. Tingkat penjualan yang tinggi atau margin keuntungan yang besar, tidak dapat membantu jika usaha tidak memiliki uang tunai untuk membayar tagihannya dan berinvestasi di masa depan.
Maka dari itu para pelaku usaha harus bisa mengetahui perkiraan arus kas (cash flow forecast) dan laporan arus kas yang akurat. Dengan perkiraan arus kas yang disiapkan dengan matang (proyeksi arus kas), pelaku usaha dapat melihat bulan mana yang kemungkinan besar akan mengalami surplus tunai, dan bulan mana yang dapat menghasilkan defisit.
Mada Aryanugraha, Business Development Manager Rasyidi C-Financial Consultant (RCFC), mengatakan bahwa masih banyak para pelaku usaha yang bingung mengenai modal penjualan. Karena ada beberapa pelaku usaha saat catatan penjualannya bagus, namun modal yang akan digunakan tidak sesuai.
Mada menambahkan melakukan pengecekan dan analisa keuangan usaha sangat penting agar dapat mengoptimalkan pada saat melakukan pembayaran biaya operasional. Salah satunya adalah mengatur arus kas dalam penjualan dan laporan arus kas sangat dianjurkan untuk dibuat dalam jangka waktu lebih singkat diantara laporan keuangan jenis lainnya. Melalui cash flow tersebut, pelaku usaha dapat mengetahui arus kas yang terjadi jika ingin bisnis tersebut selalu berkembang dan mengalami kemajuan.
“Saat ini masih ada beberapa pelaku usaha yang menyamakan cash flow dengan profit keuntungan, padahal keduanya merupakan hal yang berbeda. Jadi pada saat pengecekan pun akan bingung mana keuntungan penjualan dan mana keuangan milik pribadi,” kata Mada yang juga merupakan Financial Planner dan Business Consultant saat menjadi narasumber dalam acara Talkshow MoneySmart #EntrepreneursTalk “Grow Your Business with Smart Starter Packs” di UnionSPACE, Jakarta, Sabtu (26/10/19).
Mada menjelaskan bahwa profit keuntungan didapatkan berdasarkan dari mengurangi biaya dengan pendapatan atau omzet usaha. “Misalkan melalui laporan laba rugi, pelaku usaha sudah tahu dari setiap penjualan ada biaya masuk sekian rupiah, ada margin sekian rupiah persen menjadi keuntungan kotor. Maka saat dikurangi dengan biaya operasional maka itu menjadi keuntungan bersih,” kata Mada.
Sementara, cash flow menurutnya dapat terlihat saat jumlah dana rekening ditambahkan dengan jumlah pemasukan, lalu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan. Karena uang yang ada didalam rekening, belum tentu menjadi uang yang dihasilkan menjadi profit keuntungan.
Mada memberikan beberapa hal yang harus dipelajari oleh pelaku usaha, yang pertama adalah melakukan pencatatan dana keuangan dengan rapi dan jelas, serta dapat memisahkan data pengeluaran dan pemasukan dausaha dengan pribadi khususnya dalam penyimpanan rekening. Karena ada beberapa pelaku usaha yang mengambil gaji melalui penghasilan bisnis yang ada dan harus dapat menentukan berapa dana yang akan diambil.
Kedua, pelaku usaha harus bisa memisahkan laporan cash flow apabila mempunyai beberapa proyek usaha yang ada. Pemisahan laporan cash flow tersebut berguna agar pelaku usaha bisa mengetahui mana proyek usaha yang menguntungkan dan merugikan.
“Pelaku usaha yang memiliki proyek usaha harus memisahkan laporan arus kas atau cash flow masing-masing agar bisa tau mana usaha yang mau dilanjutkan, dan mana yang harus dihentikan agar tidak bingung,” tutup Mada.