Jakarta, MNEWS.co.id – Mengadaptasi teknologi digital, Moka, sebuah startup karya anak bangsa membantu pelaku UKM Indonesia dalam mengelola usahanya.
Kasir digital berbasis cloud ini menjadi asisten bagi para pelaku usaha dalam mengelola dan mempelajari pola transaksi sehari-hari hingga pola perilaku customer, sehingga proses pengambilan keputusan bisnis bisa lebih cepat, tanpa khawatir dicurangi karyawan dan tanpa harus repot membuat rekapitulasi.
VP Brand & Marketing Moka, Bayu Ramadhan, memaparkan bahwa UKM yang mengadaptasi sentuhan teknologi digital punya kesempatan meningkatkan bisnisnya hingga 80 persen, dan memperbanyak lowongan pekerjaan hingga 1,5 persen. Tren ini terjadi di seluruh dunia. Tetapi, UKM yang baru berdiri punya tantangan tersendiri untuk sustain, yaitu harus survive di 1,5 tahun pertama yang krusial dan cukup sulit.
“Itulah kenapa kita butuh penetrasi digital empowerment buat UKM, yang paling penting bukan menambah jumlah UKM saja, tapi juga memastikan UKM yang ada sekarang tetap sustain. Makanya, mereka butuh pengetahuan untuk mengembangkan strategi pasarnya dan sebagainya. Kita banyak kerja sama dengan stakeholder, intinya untuk edukasi UKM. Kami di Moka bukan untuk “ayo pake Moka, Moka paling bagus”, tapi awareness-nya, bagaimana pentingnya sistem pos (point of sales)-nya,” jelas Bayu dalam acara Konferensi Pers launching A Cup of Moca di CGV Cinema fX Sudirman, Selasa, (22/1/2019).
A Cup of Moka (ACOM) merupakan sebuah learning hub yang diinisiasi oleh Moka untuk mengedukasi pelaku UKM dan masyarakat agar bisa mempertahankan dan meningkatkan usahanya. Dengan konsep workshop di berbagai kota, di masa percobaannya ACOM sudah mempertemukan ratusan pelaku UKM dan ahli di berbagai bidang di 5 kota besar di Indonesia.
Hal ini sebagai upaya mendukung pemerintah untuk mencapai target 62,2 juta UKM di tahun 2019 ini, dengan jumlah UKM go digitalnya menjadi 8 juta. Sedangkan di tahun lalu, jumlah UKM Indonesia sebanyak 59,2 juta dan yang sudah go digital hanya 3,79 juta. Jumlah yang sangat jauh ini tentu harus didorong dengan berbagai program yang melibatkan banyak pihak.
Sebanyak 13.000 merchant sudah menggunakan Moka, 55 persen di antaranya masuk kategori F&B, sedangkan 35 persen bidang jasa pelayanan (service) dan 10 persen retail. Tidak hanya itu, Moka pun digunakan oleh sektor bisnis unik lainnya yang tidak termasuk dalam kategori tadi, di Semarang ada penyewaan kuda yang menggunakan Moka.
Bayu menambahkan, misi ACOM adalah sebuah wadah di para pelaku UKM terutama merchant Moka saling berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengembangkan usahanya. Moka tidak hanya sebagai platform solusi, tapi juga center of knowledge bagi pelaku UKM. Selain itu, Moka juga kerap membagikan ebook gratis berisi tren bisnis tertentu dan semuanya mengacu pada data, contohnya tren coffee shop dan tren bisnis 2018 dari sektor F&B, service, dan retail yang akan memberikan guidance kepada calon pelaku usaha.
“Kalau kami hanya dari online mungkin tidak akan bisa menjangkau semua business owner, karena itu kami mulai dari kegiatan offline ini. Ada merchant hero yang jadi pembicara. Merchant hero ini kami rangkul dan kami sediakan panggung untuk memberikan edukasi. Dengan adanya moka learning hub akan jadi omni channel learning,” imbuh Bayu.
Data dari Bank Indonesia di tahun 2017, lanjutnya, menunjukkan jumlah unit usaha Indonesia ada 37 juta, di mana kontribusinya terhadap PDB di atas 63 persen hanya dari sektor UKM. Bayu menegaskan, jika ingin memajukan Indonesia, bisa mulai dari UKM karena kontribusinya besar dan penyerapan tenaga kerjanya banyak.
“Moka juga bisa sebesar ini karena potensi UKM-nya. Kami merasa harus ada impact-nya, tidak hanya produk, tapi learning-nya juga lewat merchant hero. Kita mengajak semua stakeholder untuk menyebarkan informasi,” tuturnya.
Dengan pilar learning, networking, dan marketing, Moka berharap ACOM akan semakin menambah jumlah UKM di Indonesia dan meningkatkan bisnis agar lebih sustain. Di tahun ini, ACOM akan diadakan di 37 kota, melibatkan 60 pembicara dan 24 topik yang berbeda, dengan target 2000 peserta.
Moka yang berawal dari pos kini telah menjadi end to end business platform. Moka telah memiliki peer to peer landing lewat Moka Capital yang bekerja sama dengan Koinworks, Modalku, dan fintech lainnya. Moka juga menerima semua jenis pembayaran yang sifatnya cashless seperti Dana, Ovo, Tcash, dan masih banyak lagi. Jadi, pelaku UKM bisa mengelola bisnisnya hanya dari sentuhan jari dengan aplikasi Moka.