Perjanjian kerjasama Pembiayaan antara Deputi Bidang Pembiayaan dengan KSP Guna Prima Dana Bali dalam rangka pembiayaan skema KUR, di Jakarta, (1/3/2019). Foto: Kemenkop.
Perjanjian kerjasama Pembiayaan antara Deputi Bidang Pembiayaan dengan KSP Guna Prima Dana Bali dalam rangka pembiayaan skema KUR, di Jakarta, (1/3/2019). Foto: Kemenkop.

Jakarta, MNEWS.co.id – Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati menyatakan KSP Guna Prima Dana asal Badung Bali, lolos seleksi sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR). Artinya, saat ini telah ada tiga koperasi yang menyalurkan KUR kepada para anggotanya, yaitu KSP Guna Prima Dana, Kopdit Obor Mas (Maumere, NTT), dan Kospin Jasa (Pekalongan).

“Pemenuhan syarat kelengkapan sebagai penyalur KUR terbilang sangat cepat, yakni empat bulan. Dimana KSP Guna Prima Dana telah dinilai oleh tiga tim dari Deputi Pembiayaan, Deputi Kelembagaan, dan Deputi Pengawasan, sesuai dengan ketentuan sesuai Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 14/2016 tentang KSP sebagai penyalur KUR,” kata Yuana kepada wartawan di Jakarta, Jumat (1/3/2019) dilansir dari siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM.

Yuana menambahkan, KSP Guna Prima Dana sebagai koperasi primer Kabupaten sudah lolos dari semua prosedur sebagai penyalur KUR, berkesempatan melayani anggotanya dengan dana yang dimiliki interen koperasi yang disubsidi bunganya menjadi 7%. “Tahun ini, KSP Guna Prima Dana akan mendapat plafon Rp8,5 miliar. Sebagai tahap awal, akan disalurkan KUR kepada 100 usaha mikro anggota koperasi sebesar Rp2,5 miliar,” pungkasnya.

Yang pasti, Yuana menekankan bahwa pihaknya ingin terus memunculkan koperasi sebagai penyalur KUR. “Tidak harus besar, yang penting sehat likuiditasnya, siap ketentuan dan syarat dipenuhi. Seperti LDR, biaya operasional, NPL di bawah 5%, manajemen yang bagus. Seluruh aspek kita nilai. Kalau sudah menjadi penyalur KUR berarti koperasinya sehat,” imbuh Yuana.

Ia meyakini, penyaluran KUR KSP Guna Prima Dana akan didominasi sektor produktif. Pasalnya, Anggota KSP Guna Prima Dana sebanyak 513 orang merupakan pelaku usaha yang bergerak di sektor perajin, petani kopi, pertanian, perkebunan, holtikultura, pangan, jasa pariwisata, dan sebagainya.

“Mereka tumbuh sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat Bali. Diharapkan daya tarik anggota akan terus bertambah, termasuk daya tarik sebagai penyalur KUR dengan bunga murah 7%,” tandas Yuana lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM Suparno mengatakan, Untuk bisa menjadi penyalur KUR yang penting KSP sehat organisasi, hingga sehat permodalannya. “Secara keseluruhan kita memberikan penilaian sebagai salah satu syarat. KSP harus menyalurkan dan melayani secara selektif untuk anggota yang potensial,” imbuh Suparno.

Suparno pun berharap, sebagian keuntungan koperasi untuk pelatihan para anggotanya. “Selalu saya ingatkan pendidikan bagi para anggota. Besarnya koperasi di luar negeri ya dari pendidikan,” tukas Suparno.

Sementara itu, Ketua KSP Guna Prima Dana I Wayan Teja menyambut menyambut baik kebijakan dari pemerintah yang memberikan kesempatan untuk menyalurkan KUR. “Adanya KUR ini tentu nantinya mereka akan mendapat manfaat secara langsung karena mendapatkan bunga yang lebih rendah, hingga lebih berani dan lebih banyak lagi mengakses permodalan. Sehingga para anggota kami bisa meningkatkan kapasitas usahanya melalui KUR,” kata Wayan Teja.

Manager KSP Guna Prima dana I Wayan Suyatna menambahkan, bila plafon Rp8,5 miliar sesuai target di Semester II, maka plafon KUR akan ditambah. Selain itu, aku Wayan Suyatna, pihaknya akan lebih menyasar sektor produktif dalam menyalurkan KUR. “Saat ini, proses baru mulai dan kita akan fokus pada KUR Mikro sebesar Rp 25 juta. Ke depan, kita akan menyasar KUR Kecil dengan maksimal pinjaman sampai Rp 500 juta. Sekarang masih fokus wilayah Kabupaten Badung. Nantinya akan kita tingkatkan untuk seluruh wilayah Bali,” pungkas Wayan Suyatna.