Foto by Pixabay from Pexels.
Foto by Pixabay from Pexels.

Jakarta, MNEWS.co.id – Indonesia memiliki banyak potensi perdagangan digital yang selama ini terpendam. Selain dapat terus meningkatkan nilai tambah, ekspor digital dan investasi jangka panjang juga bisa dilakukan untuk memperkuat perekonomian Indonesia.

Ditambah lagi, perdagangan digital di Indonesia ditengarai dapat menciptakan peluang ekonomi mencapai Rp 2305 Triliun atau tumbuh sekitar 18 kali lipat pada tahun 2030 nanti. Ekspor digital juga bisa berkembang hingga 768 persen dari level saat ini yang hanya menyumbangkan angka 1 persen, hingga mencapai nilai Rp 240 Triliun.

Namun, untuk mencapai target di atas, berbagai hambatan perdagangan digital harus dikurangi, salah satunya potensi pengenaan bea masuk pada impor produk digital. Pemerintah saat ini tengah menggodok berbagai peraturan terkait e-commerce, dan dalam perjalanannya butuh masukan dari para praktisi.

Temuan-temuan tersebut merupakan bagian dari laporan yang diterbitkan oleh Hinrich Foundation dan AlphaBeta Advisors, bertajuk KOMODO DIGITAL: Cara Indonesia bisa menangkap peluang perdagangan digital domestik dan luar negeri. Laporan ini membahas tentang kontribusi dan dampak masa depan dari perdagangan digital bagi perekonomian Indonesia. Selain itu, ada sejumlah rekomendasi tindakan kebijakan penting yang perlu dilakukan untuk menangkap peluang ini, serta untuk mengurangi dan mengelola risiko yang ada.

Menurut laporan Hinrich Foundation, perdagangan digital memungkinkan perusahaan Indonesia untuk mengurangi biaya penimpanan data, memperbaiki praktik bisnis, menciptakan wawasan bisnis yang lebih baik, dan memasuki pasar baru. Perdagangan digital juga bisa memfasilitasi manajemen rantai pasokan global yang lebih efisien, contohnya pelacakan container ekspor dengan menggunakan teknologi IoT (Internet of Things).

Genevieve Lim dari Alphabeta menuturkan, saat ini nilai ekspor Indonesia melalui digital itu hanya sekitar 10 persen. Karenanya, butuh pembenahan di berbagai sektor agar pertumbuhan perekonomian digital semakin meningkat.

Genevieve menjelaskan, penelitian KOMODO DIGITAL ini dieksplorasi dari 3 pertanyaan kunci, yakni apa itu perdagangan digital dan kenapa penting, apa saja pengaruh perdagangan digital bagi perekonomian Indonesia di masa sekarang dan masa depan, serta apa saja yang harus dilakukan untuk menangkap peluang perdagangan digital.

“Penelitian ini penting untuk pemerintahan, dan juga untuk pembuat kebijakan terkait perdagangan dan ekonomi. Lalu untuk bisnis dalam menangkap peluang perdagangan digital, juga untuk industri,” ujar Genevieve dalam acara peluncuran laporan “KOMODO DIGITAL: Cara Indonesia bisa menangkap peluang perdagangan digital domestik dan luar negeri” di Kedasi Event Space, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Genevieve Lim dari Alphabeta dalam acara peluncuran laporan “KOMODO DIGITAL: Cara Indonesia
bisa menangkap peluang perdagangan digital domestik dan luar negeri” di Kedasi Event Space, Jakarta,
Selasa (12/2/2019). Foto: (doc/MNEWS).

Dikutip dari laporan KOMODO DIGITAL, ada 3 komponen yang termasuk dalam perdagangan digital, yaitu produk yang didukung secara digital, misalnya layanan unduhan digital dari aplikasi lokal di luar negeri, atau penjualan produk fisik ke pasar luar negeri melalui platform e-niaga lintas batas. Kemudian yang kedua, layanan yang didukung secara digital. Kategori pada bagian ini cukup besar karena sebagian besar sektor industri telah mengadopsi teknologi digital dan menjual layanan elektronik dalam berbagai jenis tingkatan. Mencakup iklan online (dilihat dari luar negeri), layanan IT-BPO digital, dan ekspor pengolahan data, serta layanan konsultasi perangkat lunak online. Ketiga, layanan digital tidak langsung, Contohnya termasuk layanan telekomunikasi seperti email, konferensi video, berbagi berkas digital, dan layanan Voice Over Internet Protocol (VOIP) yang digunakan oleh perusahaan pertambangan yang mengekspor produk hasilnya ke luar negeri.

Selain itu, ada 6 saluran utama perdagangan digital dalam mendukung produktivitas, pertumbuhan, dan efisiensi biaya, yakni mengidentifikasi dan memasuki pasar baru, mengurangi biaya dan meningkatkan kecepatan penyimpanan, pengolahan, dan akses data, mendukung kolaborasi serta wawasan yang lebih baik, memperkenalkan praktik bisnis yang lebih efisien, dan menciptakan serta mempersingkat rantai nilai global.

Kemudian, ada juga contoh teknologi yang relevan berdasarkan sektornya di Indonesia seperti di bawah ini:

Dengan menelaah laporan KOMODO DIGITAL oleh berbagai kalangan termasuk pemangku kepentingan dan pembuat kebijakan, perdagangan digital Indonesia diharapkan akan terus meningkat.

KOMODO DIGITAL bisa diunduh di tautan berikut INI.