Sinergitas Program Dalam Rangka Peningkatan Ekspor Dan Internasionaliasi UKM di Solo, Kamis (28/2/2019). Foto: Kemenkop.
Sinergitas Program Dalam Rangka Peningkatan Ekspor Dan Internasionaliasi UKM di Solo, Kamis (28/2/2019). Foto: Kemenkop.

Solo, MNEWS.co.id – Untuk bisa bersaing di pasar global, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus terus didukung dengan berbagai pelatihan dan pendampingan. Pasalnya, tidak mudah meningkatkan kualitas produk dan mengikuti selera pasar untuk ranah ekspor.

Dalam rangka meningkatkan daya saing UMKM, Kementerian Koperasi dan UKM bekerja sama dengan Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI), FTACenter Kemdag, Bea Cukai, Rumah Ekspor BNI, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar kegiatan Sinergitas Program Dalam Rangka Peningkatan Ekspor Dan Internasionaliasi UKM berupa Training of Mentors AMEN Indonesia dan Bimbingan Teknis Tata Cara Mekanisme Ekspor bagi UKM.

Acara yang dilaksanakan pada 26-28 Februari 2019 di The Alana Hotel, Solo ini diikuti 50 peserta mentor dan 45 UKM yang berasal dari 13 Kabupaten dan 7 Kota, yang tersebar di 5 Provinsi. Peserta merupakan kalangan entrepreneurs, pembina UMKM, dosen, pengelola PKBL/CSR, konsultan/pendamping UMKM, dan para penggerak komunitas UMKM, maupun pelaku UKM.

Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran, Kemenkop dan UKM, Victoria br. Simanungkalit mengatakan pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam membina UMKM, membutuhkan kontribusi dan kolaborasi dari berbagai elemen sosial (stakeholder), seperti sektor swasta, pengusaha, akademisi, asosiasi usaha, maupun komunitas atau lembaga pendampingan UMKM.

“Untuk membangun UMKM yang maju dan tangguh dibutuhkan strategi pengembangan UMKM melalui edukasi, membina para UKM dan mentor UKM untuk dapat memiliki wawasan dan keterampilan, serta pengetahuan sehingga menciptakan UKM yang mandiri mampu bersaing dalam pasar Global,” kata Victoria pada Kamis, (28/2/2019) dilansir dari siaran pers Kementerian Koperasi dan UKM.

Selain itu, Victoria menegaskan kualitas ekspor merupakan ‘harga mati” karena tidak hanya untuk meningkatkan ekspor, yang terpenting adalah mempertahankan pasar Indonesia yang menjadi incaran produk luar. Mengingat ia akui, masih banyak produk UMKM yang belum terpenuhi standar kualitasnya, kemasan produk yang kurang menarik dan UKM belum memahami tatacara ekspor mandiri.

“Untuk itu, diperlukan pendampingan mentor dan advice untuk ukm secara langsung sehingga diharapkan UMKM bisa naik kelas dan mampu memenuhi kebutuhan permintaan pasar global,” imbuhnya.

Kembangkan Strategi 3 GO UMKM Naik Kelas

Victoria menambahkan, pengembangan model kurikulum mentorship di kawasan ASEAN ini menjadi penting untuk mewujudkan ASEAN yang berdaya saing. Dibutuhkan pedoman dan standard pembinaan UKM di tingkat regional ASEAN.

Ia berharap pelatihan bagi para mentor ini dapat mendampingi para UKM ekspor agar mampu bersaing di pasar global dengan strategi 3 GO UMKM naik kelas adalah (1) GoModern yaitu memiliki jiwa entrepreneurship dengan mengembangkan inovasi, memiliki orientasi naik kelas dan mengelola usaha dengan professional, (2) GoDigital yaitu memiliki online shop di e-commerce dan bergabung di platform informasi digital dan (3) GoGlobal yaitu mengikuti market place global, pameran internasional dan berkontribusi melalui ekspor produk-produk unggulan.

“Kegiatan ini merupakan kota kedua yang bertujuan membentuk suatu wadah bagi UKM untuk dapat mengakses 3M (Money, Market, and Mentorship) serta untuk meningkatkan kapasitas, produktivtitas dan mendorong UKM untuk bisa naik kelas,” papar Victoria.

Adapun Materi dalam kegiatan ini terbagi ke dalam 6 sesi, dengan tema: UMKM Go Global melalui 3M AMEN, Peluang Pasar Global UKM dan Cara Menembusnya, Cara mencari Buyer, Kalkulasi Harga Ekspor, Dasar-dasar Mentorship dan Menyusun Rencana Kerja, Implementasi dan Pelaporan Mentorship.

“Melalui kegiatan ini diharapkan adanya keberlanjutan sinergitas yang aktif demi mewujudkan UMKM 3GO Naik Kelas,” tutup Victoria.