Konferensi Pers Indonesian Women Artists: Into the Future di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (26/2/2019). Foto: (doc/MNEWS).
Konferensi Pers Indonesian Women Artists: Into the Future di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (26/2/2019). Foto: (doc/MNEWS).

Jakarta, MNEWS.co.id – Roh perempuan yang dituangkan dalam sebuah karya, seperti apa jadinya? Seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan berpadu dalam sensitivitas kreatif yang dimiliki oleh perupa perempuan muda kontemporer Indonesia dalam pameran Indonesian Women Artists: Into the Future. Pameran yang menampilkan karya dari 21 perupa perempuan Indonesia ini mengangkat berbagai isu kritis yang sebagian besar menggunakan pendekatan new media art.

Beberapa di antara 21 perupa perempuan muda Indonesia yang terlibat, antara lain Andrita Yuniza Orbandi, Cecilia Patricia Untario, Dita Gambiro, Etza Meisyara, Fika Ria Santika, Irene Agrivina, Maharani Mancanagara, Natasha Tontey, Octora, dan masih banyak lagi.

Pameran yang merupakan kerja sama Galeri Nasional Indonesia dan Cemara 6 Galeri-Museum ini tidak hanya mengangkat karya para perupa perempuan dalam sebuah tata pamer instalasi yang apik, melainkan juga diterbitkan dalam bentuk buku yang berisi profil, perjalanan berkarya, konsep berkarya dan capaian prestasi. Fragmen pelengkap literatur seni yang selama ini jarang mengangkat kisah perjalanan kreatif perupa perempuan Indonesia.

Inda Citraninda Noerhadi dari Cemara 6 Galeri-Museum mengatakan, buku ini diterbitkan untuk mengisi kekosongan narasi perempuan dalam diskursus sejarah seni rupa Indonesia. Pameran dan penerbitan buku ini juga merupakan upaya keberpihakan kepada para perupa perempuan.

“Kami menyambut baik diterbitkannya buku ini. Alangkah baiknya peluncuran buku ini ditunjang dengan pameran, sehingga bisa dilihat perkembangan karyanya. Dari kami yang berat adalah dari sisi pendanaan. Untuk menerbitkan buku tentu tidak mudah apalagi buku seni rupa yang butuh spesifikasi khusus,” jelas Inda kepada para awak media dan Konferensi Pers “Into the Future” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (26/2/2019).

Pameran yang dikuratori oleh Carla Bianpoen dan Citra Smara Dewi ini menampilkan 21 karya perupa yang mewakili beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Sebanyak 21 karya instalasi dan mixed media ditampilkan, mulai dari linocut, fotografi, tekstil, glass, kain kasa, cat air, plat besi, keramik, hingga ranting pohon. Kesadaran dalam mensinergikan antara seni, teknologi, dan ilmu pengetahuan menjadi kekuatan para perupa perempuan ini melalui video art, sound art, LED light, photo media, dan coding hingga penggunaan bakteri seperti Acetobacter xylinum, serta bunga bakteri dari alat kelamin perempuan sebagai bagian dari konsep berkarya perupa.

Carla Bianpoen, jurnalis senior, kurator untuk paviliun Indonesia di Venice Biennale (2013 dan 2015), yang telah menelusuri perkembangan seni rupa kontemporer lokal dan internasional sejak 20 tahun lalu tersebut mengutarakan, pameran ini akan menunjukkan female spirit atau “roh perempuan” yang menekankan pada “sense” dan “sensitivitas” khas perempuan. Teknologi sedang berkembang pesat, penemuan baru ilmu pengetahuan memperkaya kehidupan dewasa ini, dan “roh perempuan” saat ini tengah membuat terobosan yang tidak dapat ditahan lagi. Semua itu membuka tantangan dan kemungkinan serta cara baru dalam seni rupa kontemporer yang menciptakan “Art of Another Kind”.

“Sudah waktunya perempuan muda diangkat ke permukaan. Seni rupa telah mencipta, seni rupa yang dihinggapi roh perempuan,” ujar Carla.

Kepala Galeri Nasional, Pustanto, mengatakan bahwa eksistensi dan keahlian para perupa perempuan Indonesia semakin diakui, baik dalam skala nasional maupun internasional. Karya-karya perupa perempuan yang dielaborasi dalam buku ini juga akan tersaji dalam sebuah pameran.

“Hal ini memperluas kesempatan bagi publik untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam, menikmati rekreasi visual, sekaligus memberikan pengalaman artistik dengan cara menyaksikan langsung karya-karya para perupa tersebut,” pungkasnya.

Pameran yang akan berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia mulai 26 Februari hingga 16 Maret 2019 mendatang ini akan disertai dengan berbagai rangkaian kegiatan edukasi publik, yaitu bedah buku, art talk, tur kurator, dan diskusi dengan tema “Seni Rupa, Kekayaan Intelektual dan Ekonomi Kreatif”.

Berikut jadwal selengkapnya:

PROGRAM EDUKASI PUBLIK

BEDAH BUKU

Jumat, 1 Maret 2019  |  Pk. 15.00  |  Ruang Seminar

Narasumber:

Prof. Dr. Melani Budianta  |  Carla Bianpoen  |  Aprina Murwanti, Ph.D.

Moderator:

Debra Yatim

 

ART TALK “Art, Science and Technology”

Sabtu, 9 Maret 2019  |  Pk. 14.00  |  Ruang Seminar

Nara Sumber:

Prof. Dr. Ign. Bambang Sugiarto  |  Carla Bianpoen  |  Irene Agrivina Widyaningrum  |  Etza Meisyara  |  Andrita Yuniza Orbandi

Moderator:

Citra Smara Dewi

 

TUR KURATOR

Sabtu, 2 & 9 Maret 2019  |  Pk.15.00

Gedung A

Kurator:

Carla Bianpoen  |  Citra Smara Dewi

 

DISKUSI “Seni Rupa, Kekayaan Intelektual dan Ekonomi Kreatif”

Kamis, 14 Maret 2019  |  Pk. 14.00  |  Ruang Seminar

Narasumber:

Dr. Inda Citraninda Noerhadi  |  Ricky Pesik  |  Dr. Wiyu Wahono

Moderator:

Eddy Soetriyono