Wakil Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta. (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN), Arif Budimanta. (Foto: Istimewa)

Jakarta, MNEWS.co.id – Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) menyatakan apabila omzet usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) didorong untuk naik sebesar 30 persen, maka pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen.

“Jangan main-main dengan UMKM. Kalau kemudian kita meningkatkan omzet 30 persen saja, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat melebihi tujuh persen,” ujar Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta di Jakarta, Senin (15/7/2019).

Arif mengatakan pelaku usaha, mikro, dan kecil saat ini berkisar 63 juta unit usaha, yang terbagi atas 62 juta pelaku mikro dan 750 ribu pelaku usaha kecil. Apabila unit usaha itu didorong untuk naik kelas, maka Indonesia akan terlepas dari stagnasi lima persen.

“UMKM memberikan kontribusi terhadap PDB 60 persen, tapi akses perbankan hanya 20 persen. Kalau diberikan akses yang lebih besar lagi, maka mereka akan naik kelas,” ucapnya.

Upaya peningkatan omzet itu membutuhkan akses permodalan serta akses pasar. Cara lainnya yakni dengan melibatkan UMKM dalam aktivitas investasi dan ekspor, hingga melarang masuknya perusahaan besar untuk sektor usaha yang layak digarap oleh UMKM.

“UMKM ini merupakan market yang sangat besar. Ada dua persoalan utama yang dihadapi, pertama akses pasar, kedua akses permodalan. Apabila kita dorong, maka ekonomi akan tumbuh di angka tujuh persen,” ujar Arif.

Di sisi lain pihaknya juga tengah mengusulkan revisi nilai pajak bagi para pelaku UMKM. Harus ada batas objek kena pajak yang membantu meringankan UMKM agar tak terbebani.

“Asosiasi harus mengusulkan Peerintah agar ozet 0 sampai Rp1,1 miliar untuk usaha kecil dan mikro tidak dikenakan pajak. Sehingga kita punya mekanisme tertib administrasi, tetap diberikan NPWP tapi tidak perlu ketika harus lapor karena omzetnya tidak mencapai batas maksimal untuk omzet kena pajak,” katanya.

Arif mengatakan peningkatan kapasitas UMKM secara signifikan juga mendorong tingkat pendapatan rumah tangga golongan kelas menengah ke bawah yang pada akhirnya mengurangi tingkat kemiskinan dan mempersempit kesenjangan.