Banten, MNEWS.co.id – Produk kerajinan gitar asal pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan merk ‘Guitars Gore’ banyak diminati pasar dan mampu menyumbangkan pendapatan ekonomi kepada masyarakat setempat.
Ujang Iwan merupakan salah satu perajin asal desa Lebak Pariang mengatakan, pihaknya memproduksi gitar untuk membantu membuka lapangan pekerjaan masyarakat pendesaan agar mereka tidak bekerja ke luar daerah. Produksi gitar bermerk ‘Guitars Gore’ yang dirintis sejak 2013 itu kini mampu menembus pasar domestik dan luar negeri.
Permintaan pembuatan gitar tersebut juga datang dari kalangan artis, group band lokal hingga koleksi pribadi. Bahkan, pihaknya kini menyelesaikan pesananan dari Institut Seni Padang Panjang (ISPP) Sumatera Barat sebanyak 20 unit. Sementara untuk permintaan luar negeri dari komunitas seni Tokyo Jepang telah memesan sebanyak 10 unit.
Permintaan ‘Guitars Gore’ cenderung meningkat dan belum lama ini artis pedangdut juara D’Academy 2 dan 4 Indosiar Irwan dan Rafi Imbal membeli sebanyak empat unit. “Kami merasa senang produk gitar klasik dan elektrik diminati masyarakat hingga artis itu,” kata Ujang.
Ujang memaparkan bahwa lokasi pembuatan kerajinan gitar tersebut tidak begitu jauh dengan permukiman masyarakat Badui di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak.
Produksi ‘Guitars Gore’ memiliki kualitas yang bagus sehingga tidak kalah dengan produksi pabrikan, meskipun proses pembuatannya menggunakan peralatan manual. Ujang juga mengapresiasi produksi ‘Guitars Gore’ mendapat penyertaan modal dari Dana Desa (DD) untuk membeli peralatan agar produksinya lebih banyak.
‘Guitars Gore’ memiliki harga yang bervariasi mulai dari Rp800.000 untuk gitar akustik hingga menembus Rp5 juta/unit untuk gitar elektrik. Oleh karena itu, banyak permintaan pasar untuk membeli “Guitars Gore” dengan harga terjangkau dan berkualitas. “Kami selama dua bulan terakhir ini merasa kewalahan melayani pesanan itu hingga mendapat omzet Rp50 juta,” katanya.
Selama ini permintaan pesanan tetap produksi ‘Guitars Gore’ dari kebanyakan Jakarta,Bogor hingga luar Pulau Jawa, sedangkan permintaan yang berasal dari luar negeri masih relatif kecil. Selain itu produk tersebut juga dipasarkan melalui media sosial, seperti instagram, facebook, youtube dan twitter.
Kerajinan gitar itu melibatkan pekerja dari masyarakat setempat dan mampu memproduksi antara 30-50 unit per bulan. “Kami mengutamakan kualitas agar ‘Guitars Gore’ ini dapat menembus pasar domestik dan mancanegara,” kata Ujang.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Dedi Rahmat mengatakan, pemerintah daerah terus mempromosikan produksi kerajinan ‘Guitars Gore’ melalui pameran serta ajang lainnya. Pemda setiap tahunnya juga menampilkan kerajinan gitar “Guitars Gore” pada pameran Pekan Raya Jakarta.
Produksi kerajinan gitar di pedalaman Kabupaten Lebak tentu secara langsung membantu pemerintah daerah khususnya penyerapan lapangan pekerjaan juga mampu mengatasi kemiskinan. Saat ini, produksi gitar tersebut tumbuh dan berkembang hingga menyerap puluhan tenaga kerja baru bagi masyarakat. Karena itu, pemerintah daerah selalu membantu memasarkan produk ‘Guitars Gore’ tersebut.