Ilustrasi Niaga Elektronik. Foto: Google Images.
Ilustrasi Niaga Elektronik. Foto: Google Images.

Medan, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan mengajak perguruan tinggi bersama-sama mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di sektor pertanian untuk melakukan ekspor melalui niaga elektronik (e-commerce/niaga-el). Upaya melibatkan kalangan kampus ini dilakukan bekerja sama dengan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara (USU).

“Kerja sama ini digelar mengingat besarnya potensi penggunaan internet di kalangan mahasiswa atau dikenal sebagai kalangan milenial,” kata Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan saat membuka kegiatan lokakarya “Pengembangan Ekspor Produk Pertanian Melalui E-commerce” pada Kamis (4/10/18) di Medan, Sumatra Utara.

Lokakarya dihadiri para peserta yang terdiri dari pelaku usaha kecil dan menengah sektor pertanian berorientasi ekspor, serta staf pengajar dan mahasiswa.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan akan terjadi interaksi yang positif dan berkelanjutan dalam pengembangan usaha pertanian menggunakan teknologi informasi untuk tujuan ekspor, mengingat besarnya potensi inovasi pengembangan bisnis baru yang dapat dilakukan oleh kaum muda,” imbuh Marolop.

Pemasaran melalui niaga-el menunjukkan tren pertumbuhan positif. Hal ini seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet dunia, termasuk di Indonesia. Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI) yang dilakukan tahun 2017, penetrasi pengguna internet Indonesia mencapai 143,26 juta jiwa atau sebesar 54,68 persen dari populasi Indonesia yang mencapai 262 juta jiwa. Sedangkan penetrasi pengguna internet pada rentang usia antara 1934 tahun sebesar 74,23 persen. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan profesi yang paling banyak menggunakan internet untuk mengakses berbagai informasi.

Sementara itu, perkembangan niaga-el juga memperlihatkan tren pertumbuhan yang positif. Hal ini mendorong munculnya usaha rintisan niaga-el di berbagai belahan dunia, seperti Jumia di Afrika, Namshi di Timur Tengah, Jabong di India, Lazada dan Zalora di Asia Tenggara; serta Kaymu yang beroperasi melintasi Afrika, Asia, Eropa, serta Timur Tengah. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai jenis usaha rintisan niaga-el yang besar yaitu TokoPedia, Bukalapak, Blibli, Alfacart, GoJek, MatahariMall, Blanja, dan Bhineka.

Hal ini sejalan dengan besarnya penggunaan internet dan media sosial. Berdasarkan data dari Forbes Media, lebih dari 62 persen kaum muda mempertimbangkan untuk memulai bisnis. Dari jumlah tersebut, 72 persen di antaranya berpandangan bahwa usaha rintisan dan kewirausahaan merupakan pendorong ekonomi yang diperlukan untuk penciptaan tenaga kerja dan inovasi.

Hadir sebagai narasumber dalam lokakarya tersebut, yaitu perwakilan dari laman pemasaran (marketplace) nasional ralali.com. Dalam lokakarya ini, ralali.com memaparkan pemanfaatan niaga-el untuk meningkatkan pemasaran produk pertanian Sumatra Utara. Selain itu, ralali.com juga membagikan pengalamannya secara langsung mengenai penggunaan situs untuk perdagangan.

Narasumber lainnya yaitu Leo Purba dari CV. Simalungun Specialty Coffee yang merupakan salah satu eksportir kopi Sumatra Utara. Leo menginspirasi peserta dalam membangun dan mengembangkan potensi produk pertanian Sumatra Utara, khususnya kopi.

“Sumatra Utara merupakan salah satu kawasan dengan potensi pengembangan produk pertanian yang sangat baik, terutama untuk kopi. Selain kopi gunung lintong dan sidikalang, Sumatra Utara juga memiliki kopi yang berasal dari simalungun yang telah berhasil mengalahkan kopi-kopi terkenal lainnya dari seluruh dunia pada Indonesia Barista Championship,” ujar Marolop.

Tidak ketinggalan, perwakilan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) turut menjadi narasumber pada lokakarya tersebut. idEA memperkenalkan perkembangan niaga-el di Indonesia.

“Kehadiran perwakilan idEA memperlihatkan dukungan seluruh pihak, termasuk dari kalangan swasta dan asosiasi mengenai keseriusan Indonesia dalam mengoptimalkan pemanfaatan niaga-el bagi peningkatan bisnis dan ekspor nasional,” pungkas Marolop.