Ilustrasi bisnis kuliner cokelat. (Foto: Radisson Blu Blog)

MNEWS.co.id – Pemulihan ekonomi nasional tidak lepas dari peran serta pelaku UMKM di Indonesia. Berdasarkan data, 99% pelaku usaha di Indonesia adalah pelaku UMKM yang menyumbangkan PDB 61% dan menyerap hingga 97% tenaga kerja.

Bertepatan dengan peringatan hari UMKM Nasional dan rangkaian Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-77  dengan tema “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”, Danone Indonesia menggandeng Kampus Bisnis Umar Usman kembali menggelar acara webinar untuk mengawali kegiatan pendampingan UMKM melalui program Damping UMKM dengan tujuan mendukung sektor UMKM agar lebih kuat khususnya saat pemulihan paska pandemi.

Kegiatan ini merupakan batch ke-3 pendampingan di tahun 2022 untuk UMKM di Indonesia. Melalui program Damping ini diharapkan akan semakin banyak UMKM dengan produk lokal yang akan menjadi pilihan utama konsumen.

Program Damping yang diadakan sejak tahun 2020 ini sudah menyasar ke 4000 lebih penerima manfaat. Pelaku UMKM yang mengikuti program ini akan mendapatkan pelatihan kewirausahaan dan pendampingan eksklusif selama 1 bulan dari para business coach bersertifikasi.

Webinar yang berlangsung pada Selasa (16/8/2022) mengambil tema Transformasi Digital Menuju Resiliensi UMKM Lokal kali ini dihadiri oleh Asisten Deputi Pengembangan Teknologi Informasi dan Inkubasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM RI yakni Christina Agustin, APi, MM.

Turut hadir juga Karyanto Wobowo selaku Direktur Sustainable Development Danone Indonesia dan Lily Zulaeha selaku Direktur Kampus Bisnis Umar Usman.

Selain itu hadir sebagai narasumber Danu Sofwan, seorang pengusaha nasional yang hits dengan salah satu brandnya Es Teh Indonesia dan Ramu Nostalgia, serta seorang Digital Marketing Expert yaitu Fianda Julyantoro.

Karyanto Wibowo dalam sambutannya menyatakan komitmen Danone Indonesia dalam mengembangkan UMKM di Indonesia melalui rantai pasoknya yang melibatkan jutaan UMKM di seluruh Indonesia.

“Danone Indonesia berupaya untuk terus mendorong pengembangan bisnis UMKM yang berkelanjutan, memberikan dampak yang lebih luas bagi masyarakat melalui program yang bersifat nasional salah satunya melalui program Damping,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Christina sebagai perwakilan Kemenkop UKM menyampaikan bahwa Pemerintah sangat mendukung dan mengapresiasi program Damping UMKM agar pelaku usaha di Indonesia semakin bertumbuh dengan potensi-potensi yang dimiliki dan tangguh dalam menghadapi segala macam tantangan.

“Bersama program Damping, kita turut mendukung upaya pemerintah di tahun ke 77 Kemerdekaan Indonesia yang sesuai temanya Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat,” ungkap Christina dalam keterangan pers yang diterima oleh redaksi MNEWS.co.id.

Christina juga menekankan agar UMKM bisa menjadi lebih produktif, inovatif, dan kompetitif.

“Melalui pendampingan ini diharapkan, Danone Indonesia, Kampus Bisnis Umar Usman dan Kemenkop dapat terus berkolaborasi untuk membangkitkan semangat kewirausahaan, menuju UMKM Maju dan Berdaya,” tegasnya.

Danu Sofwan selaku narasumber berbagi pengalamannya sebagai pelaku usaha tentang pentingnya UMKM bertransformasi kepada para peserta. Danu meminta kepada para UMKM agar terus semangat untuk belajar dan berproses.

“Sebagai pelaku usaha kita harus siap menghadapi perubahan, jangan pernah meremehkan hal sekecil apapun karena dari situ kita bisa belajar banyak hal. Apalagi di dunia digital saat ini, kita juga harus pandai pandai mengambil peluang yang ada,” ucap Danu.

Danu memberikan tips kepada para UMKM bahwa saat membuat produk tentu harus matang dalam persiapan, bagaimana caranya agar produk kita bisa membuat orang tertarik lalu penasaran hingga akhirnya pengin coba, membeli sampai ia merekomendasikan ke orang lain.

Sementara praktisi Digital Expert, Fianda Julyantoro mengungkapkan jika pemberdayaan dan pendampingan menjadi sangat penting agar UMKM dapat menghadapi persaingan di pasar nasional dan global.

“Potensi bisnis di era digital sangat besar, jika kita sebagai pelaku UMKM terlambat untuk belajar maka akan tertinggal lebih cepat. Mau tidak mau semua harus beradaptasi dengan digital, daripada menunda-nunda lebih baik dari sekarang mulai bertransformasi”, ungkap Fianda.

UMKM bisa dikatakan sebagai sektor penggerak roda perekonomian, dan tidak dipungkiri ketika pandemi melanda Indonesia dan dunia, sektor UMKM lah yang mampu bertahan meskipun harus ekstra berjuang.