Perajin Tembaga Boyolali. Foto: (doc/Elshinta)
Perajin Tembaga Boyolali. Foto: (doc/Elshinta)

Boyolali, MNEWS.co.id – Kehadiran marketplace bisa mengakomodir pelaku UMKM untuk  mengekspor produknya ke pasar internasional, tak terkecuali perajin tembaga di kawasan Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah.

Kawasan Cepogo merupakan sentra kerajinan tembaga Boyolali, tepatnya ada di Desa Tumang dan Desa Mliwis. Terhitung sejak 7 tahun yang lalu, para perajin mulai mengubah strategi pemasarannya, dari konvensional merambah ke digital melalui media sosial dan situs online.

Soleh Asrofi, salah satu perajin tembaga di Mliwis, mengatakan gaya rekan-rekan di Desa Mliwis dan Tumang berubah sekitar tujuh tahun lalu.

“Saat itu ada pelatihan dari Jogja soal pemasaran produk ke luar negeri lewat website, tapi saya lupa bentuk pelatihannya,” ujar Soleh sebagaimana dilansir dari JIBI, di bengkelnya, Selasa (11/9/18) siang.

Semenjak menyasar pasar impor, Soleh memilih untuk memproduksi barang-barang yang bisa dibuat dengan berbagai macam model, alih-alih sekadar kebutuhan rumah tangga. Ia kini memprioritaskan kerajinannya pada perkakas ruang seperti meja, kursi, dan lampu, ketimbang peralatan dapur seperti wajan dan cerek. Peralatan itu dia kombinasikan dengan bahan kayu untuk menambah model.

“Biasanya memang begitu yang banyak disukai orang-orang luar,” ungkap Soleh.

Soleh menambahkan, akhir-akhir ini dia sedang menggarap pesanan dari Yunani, Spanyol, dan Rusia. Mereka kebanyakan memesan wastafel dan meja yang terbuat dari tembaga. Selain itu garapan seperti kubah masjid tetap dilakukan sesuai dengan pesanan.

Pesanan-pesanan itu biasanya dia koordinir dalam jumlah besar, sekitar 10-20 buah dengan kisaran harga di atas Rp2 juta untuk tiap produknya. “Biasanya juga ada permintaan ketebalan produk tergantung buyer, kalau yang standar saya bikin 1 mm,” kata dia.

Lewat usaha kerajinan tembaga ini, jika dirata-rata per hari dia bisa memperoleh untung sekitar Rp300.000. Sementara lima orang karyawan dia gaji Rp70.000.

Meski tak memiliki marketplace sendiri, Soleh mengaku tak kesulitan menjual produknya. Dia biasanya akan menitipkan barang dagangan kepada perajin lain yang telah memiliki galeri sendiri.

Perajin lain di Desa Tumang, Santoso, mengatakan kerajinan bikinannya kini dijual lewat AA Gallery. Selain dalam bentuk bangunan fisik, AA Gallery juga memiliki situs daring www.aagallery.co.id yang aktif sejak enam tahun lalu.

Galeri digital tersebut banyak memajang barang-barang kerajinan yang terbuat dari tembaga dan kuningan yang menjadi produk unggulan seperti wastafel, vas, dan kerajinan relief.

Sumber: JIBI, Solopos