Jakarta, MNEWS.co.id – Pameran buku Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 kembali digelar. Dengan tema “Creative Work Towards the Culture of Literacy”, IIBF siap menjadi market hub perbukuan internasional untuk para penerbit yang ingin melebarkan sayap bisnis dengan menyasar pangsa pasar global.
Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina mengatakan, IIBF bisa memperkenalkan dunia literasi Indonesia di tingkat global.
“Saat ini, di tingkat global, banyak yang ingin tahu Indonesia dan sangat antusias hadir di sini. Apalagi setelah Indonesia menjadi Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015,” pungkas Ida, panggilan akrab Rosidayati, dalam siaran pers yang diterima MNEWS, Selasa (11/9/18).
Tantangannya, lanjut Ida, adalah bagaimana pemerintah dapat memfasilitasi program-program yang dapat meningkatkan industri perbukuan di tingkat global, antara lain melalui penyelenggaraan pameran tingkat dunia seperti IIBF ini.
Merespon adanya potensi besar di industri ini, Bekraf sejak dua tahun terakhir hadir memberikan dukungan penuh untuk penyelenggaraan IIBF. Wakil Ketua Bekraf, Ricky Joseph Pesik, mengungkapkan keterlibatan Bekraf sejalan dengan tugas lembaga ini dalam memfasilitasi dan mendukung para pelaku untuk mengakselerasi pertumbuhan.
“Kita semua maklum bahwa penerbitan adalah salah satu bagian dari industri kreatif,” ungkap Ricky.
Lebih lanjut, Ricky menekankan peran IKAPI dalam membangun platform yang dapat dimanfaatkan oleh industri dan pembuat konten agar menjadi pemenang di pasar global, antara lain dengan memberikan ruang seperti IIBF, sehingga mereka dapat melakukan ekspansi dan menjangkau pasar luar negeri.
“Pameran IIBF sudah dirintis sejak lama oleh IKAPI. Ini akan dikembangkan menjadi platform yg lebih besar agar reputasinya semakin baik di dunia, sehingga Indonesia diperhitungkan sebagai salah satu kekuatan penerbitan. Diharapkan Indonesia semakin hari semakin dilihat dunia sebagai sumber literatur,” tuturnya.
Bekraf yakin industri perbukuan dapat mendongkrak nilai ekonomi industri-industri kreatif lainnya. “Buku terbukti punya dampak yang paling besar untuk industri kreatif lain seperti film, musik dan pariwisata. Apalagi data BPS terbaru menyebutkan perbukuan merupakan subsektor kreatif yang lumayan besar,” tutup Ricky.
Di tahun ke-37 penyelenggaraannya, IKAPI menargetkan sedikitnya 120 ribu pengunjung datang ke pameran yang dibuka gratis untuk umum ini. Lebih dari 100 acara dengan tema literasi, pendidikan dan kebudayaan siap memeriahkan perhelatan IIBF 2018, mulai dari lomba untuk sekolah, wisata literasi untuk para pelajar, seminar, talkshow, peluncuran buku, Indonesia Right Fair, Bursa Naskah, dan temu penulis.
Selain itu, setiap pengunjung yang datang ke pameran bisa membeli buku dengan harga supermurah dengan diskon mulai dari 50 sampai 80 persen di Zona Kalap. Mereka juga berkesempatan memenangkan paket Grand Prizes Haji Kerajaan Arab Saudi yang diundi setiap hari oleh Kedutaan Besar Arab Saudi.
Indonesia International Book Fair (IIBF) 2018 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, mulai tanggal 12 sampai 16 September 2018. Pameran buku bertaraf internasional ini diikuti oleh puluhan penerbit dari 17 negara.