Jakarta, MNEWS.co.id – Sate merupakan salah satu menu kuliner yang menjadi favorit serta diminati dari anak muda hingga orang tua. Faktor inilah yang membuat pelaku usaha sate bermunculan dengan menghadirkan berbagai varian yang semakin beragam. Pada awalnya, sate disajikan dengan balutan bumbu kacang dan kecap. Tapi kini, banyak varian dan modifikasi dari penyajian sate, salah satunya sate taichan yang mampu merebut perhatian pasar.
Peluang inilah yang coba ditangkap oleh pelaku usaha muda Putri Lutfi Ilmania (25) asal Tangerang, Banten, yang menghadirkan konsep sate kaki lima bernama Sate Taichan Nindy. Berawal dari hobi menyukai kuliner sate taichan, akhirnya Putri memutuskan untuk merintis usahanya sejak tahun 2019.
Putri menjelaskan sate racikannya menyajikan menu utama ayam yang dipastikan berbeda dengan sate ayam pada umumnya. Sebab sate ayam yang disajikannya telah mengikuti zaman yaitu disesuaikan dengan lidah dan selera para milenial.
Sate taichan olahan Nindy dibakar tanpa menggunakan baluran bumbu kacang dan kecap. Daging pada sate taichannya berwarna putih polos dan hanya dibumbui garam, jeruk limo, dan sedikit cabai.

Selain itu, Sate Taichan Nindy menonjolkan rasa pedas dengan ragam varian serta rempah. Ia juga hanya menggunakan daging ayam bagian paha serta kulit. Dari segi cita rasa, sate taichannya juga terasa lebih gurih karena memakai sambal khas yang dimasak sendiri dengan resep yang dihasilkan dari keluarganya.
Tidak hanya sate taichan, Putri juga menjual berbagai produk lainnya mulai dari tahu bakso kukus dan goreng, sate lilit goreng, bakso original, dan bakso bakar. Saat ini, Putri sudah membuka dua kedai yang berlokasi di Jl. Haji Basir dan Warung Jajan (Wajan), Tangerang, Banten dan dibantu oleh satu karyawan.
Soal harga, Putri tidak mematok harga tinggi karena disesuaikan oleh target pasar yang kebanyakan adalah generasi milenial. Sate Taichan Nindy dapat dinikmati mulai dari kisaran harga mulai Rp5 ribu hingga Rp25 ribu per item.
Awalnya usaha ini dijalankan setelah Putri lulus dari kuliah dan pada saat itu Putri enggan untuk bergantung kepada orang tua. Sikap mandirinya ini mulai terlihat saat sebelumnya Ia berjualan tahu bakso di kampus dan ditawarkan ke teman-teman kelas.
Motivasi itu akhirnya Ia wujudkan kembali setelah lulus dari perguruan tinggi untuk mendapatkan penghasilan sendiri dengan bekal ilmu yang didapat semasa kuliah.
Putri mengakui untuk strategi pemasaran yang digunakan sebelumnya lebih banyak menggunakan media offline yaitu dengan berjualan di kedai. Namun sejak adanya pandemi virus Corona, Ia terus mencari peluang dengan memanfaatkan media sosial, reseller, serta menggunakan jasa pengantaran ojek online.
Menurutnya, dengan memanfaatkan media online saat ini dapat memberikan berbagai kemudahan bagi pelaku usaha. Melalui media sosial, Putri dapat berkomunikasi secara langsung dengan konsumen dan berpeluang untuk berjualan secara online serta meningkatkan penjualan dan omzet.
Di tengah masa pandemi ini, Putri berharap Ia dapat lebih mandiri dan mewujudkan harapannya untuk mengembangkan usaha kuliner Sate Taichan Nindy.