Jakarta, MNEWS.co.id – Pengalaman Carys Mihardja ketika menjadi pelajar 16 tahun yang menghadiri sebuah acara peringatan Hari Down Syndrome Sedunia dan bertemu dengan anak-anak down syndrome beserta keluarga mereka menjadi inspirasinya untuk mendirikan Carys Care, sebuah yayasan sosial yang berdiri pada tahun 2018.

Carys Care merupakan yayasan yang memperjuangkan akhir dari stigma masyarakat terhadap anak dan remaja berkebutuhan khusus, secara spesifik down syndrome.

Carys Mihardja menginisiasi gerakan Carys Care sebagai media eksplorasi bagi teman-teman Down Syndrome. Carys mengaku bahwa rasa peduli ini muncul karena dia melihat masih banyak sekali orang yang salah dalam memahami Down Syndrome dan bagaimana menempatkan mereka dalam kehidupan sosial.  

“Saya ingin orang-orang tidak perlu merasa kasihan kepada teman-teman Down Syndrome, tapi justru mencari cara bagaimana agar kita bisa inklusif  dengan mereka. Carys Care bekerja sama dengan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) untuk mencari tahu bagaimana cara agar teman-teman Down Syndrome ini bisa mandiri dan tidak terbatasi karena stigma sosial yang sudah ada,” kata Carys dilansir MNEWS.co.id dari laman Kemenparekraf.

Dengan misi utama untuk menghapus stigma yang melekat pada anak-anak maupun remaja berkebutuhan khusus, Carys Care memiliki program utama yaitu mempertunjukkan bakat istimewa dari anak-anak binaan yayasan tersebut dalam berbagai bentuk seperti lukisan dan kreasi cinderamata seperti dompet, tas, masker wajah, dan berbagai barang lainnya yang dapat digunakan untuk melengkapi gaya hidup sehari-hari.

(FOTO: COURTESY OF CARYS CARE)

Berawal dari niat tersebut, Carys Care dan POTADS lalu mengadakan lomba lukis secara virtual yang diikuti oleh 300 peserta pada 2018. Dari hasil lukisan tersebut, terpilih beberapa yang  terbaik. Lalu, desain tersebut dicetak dan dituangkan untuk beberapa produk-produk kerajinan seperti tas, vest, scarf, dompet, cangkir, sarung bantal, dan lainnya.

“Mereka sama sekali tidak diajarkan untuk bisa melukis. Ini bakat alami. Seni lukis seperti menjadi cara mereka untuk mengekspresikan diri. Dan karya-karya mereka ini dibeli bukan atas dasar dikasihani, tetapi memang karya-mereka bagus dan memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan para pembeli awalnya tidak tahu bahwa produk ini dibuat oleh teman-teman Down Syndrome,” ujar Carys.  

FOTO: COURTESY OF CARYS CARE

Berkat keseriusan Carys bersama Carys Care dan POTADS, gerakan ini menerima penghargaan dari Asia Pacific Economic Cooperation Business Efficiency and Success Target atau APEC BEST Awards 2020 untuk kategori Social Impact in Society yang diumumkan pada 13 November 2020. Hal inilah yang diharapkan oleh Carys, yaitu ingin potensi teman-teman Down Syndrome dikenal oleh masyarakat sehingga tidak ada lagi stigma negatif.

“Saya amat senang karya mereka bisa dihargai. Setiap prosesnya dilakukan dengan rasa senang oleh teman-teman Down Syndrome. Inilah creative output mereka. Secara tidak langsung juga meningkatkan kepercayaan diri mereka,” jelas Carys.

Dalam rangka menyambut Hari Down Syndrome, Carys Care juga mengadakan sebuah event dengan mengundang Madeline Stuart pada 2 Maret 2022 lalu. Madeline adalah model Down Syndrome asal Australia yang sudah bolak-balik ikut fashion show di New York, Paris, dan London serta Runway di Dubai dan tempat-tempat bergengsi lainnya.

“Acara ini ingin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dan batasan bagi teman-teman Down Syndrome untuk berkarya di bidang apapun, termasuk industri ekonomi kreatif. Hal ini merupakan satu  gerakan besar untuk membuka dialog tentang Down Syndrome agar kita bisa melihat mereka dari keunggulan mereka,” kata Carys.

Sebagai salah satu bentuk keseriusan Carys, rencana Carys Care akan menjalin kerja sama dengan lebih banyak  pihak agar gerakan ini bisa lebih besar dengan cakupan yang lebih luas. Dengan lingkungan yang suportif, banyak hal yang bisa dilakukan oleh teman-teman Down Syndrome di berbagai lingkup kehidupan masyarakat.

“Menurut saya, perkembangan ekonomi kreatif bisa sejalan dengan kepedulian untuk teman-teman Down Syndrome. Kita bisa menggali potensi mereka dan membuat mereka merasa mampu. Berikan peluang agar mereka bisa mendapatkan kesempatan untuk membuktikan diri kepada masyarakat bahwa mereka tidak berbeda dengan orang lain,” ujar Carys.