Ilustrasi Instagram. Foto: Pexels
Ilustrasi Instagram. Foto: Pexels

Jakarta, MNEWS.co.id – Diakses oleh ratusan juta orang per harinya, Instagram menjadi aplikasi yang akrab untuk bercerita secara visual, lewat foto atau gambar. Tak terkecuali, berjualan. Aplikasi yang dirilis sejak 8 tahun silam buatan Kevin Systrom dan Mike Krieger ini, kini telah menjadi ladang basah bagi para pelaku usaha.

Namun, penggunaan Instagram untuk meningkatkan usaha juga ada triknya. Isah Kambali, internet marketer yang aktif membagikan ilmunya ini berbagi strategi menggunakan Instagram agar bisnis pelaku UMKM makin laris.

Langkah pertama, cek akun Instagram kita. Apakah sudah dibuat menjadi akun bisnis? Kita juga harus mengecek target market dan produk yang akan dipajang di Instagram.

“Cek juga bio di akun, buat kalimat menarik supaya orang tertarik untuk kepo-in akun kita. Yang tidak kalah penting, cek juga hashtag. Hashtag ini perilaku konsumen kita,” tandas Isah bersemangat, dalam acara Workshop Kuliner Ralali.com dan Komunitas Sahabat UMKM “Ekspansi Bisnis Kuliner di Era Digital” di Wisma 46 Kota BNI, Sudirman, Jakarta, pada Kamis (13/9/18).

Founder dari ibudigital.com ini juga menuturkan, pelaku usaha harus rajin-rajin mempelajari perilaku kompetitornya. Pesaing itu harus dijadikan sebagai motivasi. Bisa dicek bagaimana pola postingnya, seperti apa konten yang disajikan dan bagaimana produknya.

“Ada baiknya tidak hanya dilihat atau dibaca, tapi juga ditulis. Catat apa saja yang dilakukan kompetitor, yang bisa memperbaiki kekurangan dalam mengelola akun Instagram kita. Karena ada bedanya, dicatat dengan hanya dibaca saja,” imbuhnya.

Menurut Isah, karena di dunia internet berlaku asas “siapa cepat, dia dapat”, maka sebaiknya begitu menemukan nama yang tepat untuk brand produk yang akan dijual, harus langsung dibuat akunnya. Agar tidak keburu diambil oleh orang lain.

“Buat akun khusus untuk branding, menggunakan brand utama, dan buat akun marketing untuk soft selling atau hard selling. Jangan terpaku dengan satu akun. Buatlah minimal tiga akun; satu akun branding dan dua akun marketing. Misalnya brand Bapak/Ibu itu Gesaru, buat akun @Gesaru untuk brandingnya, dan akun @JualCamilan serta @JualOlehOlehBogor, misalnya,” jelas wanita kelahiran Brebes, Jawa Tengah ini.

Isah menambahkan, akun untuk branding biasanya jaim (jaga image), tidak berjualan secara gamblang. Hanya menampilkan profil produk saja, sedangkan akun untuk marketing lebih ke hard selling.

Kita juga harus membuat konten yang menarik dan kreatif. Isah mengatakan, kunci mempercantik Instagram untuk usaha adalah menggunakan foto-foto yang menarik, high resolution dan tidak terkena sanksi pelanggaran hak cipta. Salah satu situs penyedia foto-foto estetis bebas hak cipta ada di Pexels. Sedangkan untuk variasi jenis font yang digunakan dalam membuat konten juga bisa diunduh gratis di Dafont.

“Gunakan foto-foto yang bagus untuk memuat informasi, tips bahkan quote. Variasikan kalimat-kalimat marketing yang digunakan agar tidak terkesan jualan banget,” pungkasnya.

Isah Kambali dalam acara Workshop Kuliner Ralali.com, “Ekspansi Bisnis Kuliner di Era Digital”
di Wisma 46 Kota BNI, Sudirman, Jakarta, pada Kamis (13/9/18). Foto: (doc/MNEWS)

Selanjutnya, buatlah hashtag sesuai dengan perilaku konsumen, dalam artian kata kunci yang umum dan variatif, yang sekiranya pasaran untuk dicari. Hashtag harus tertarget, sesuai dengan target pasar yang ditentukan. 

Triknya, kata Isah, observasi hashtag yang jumlah kirimannya paling banyak, karena berarti hashtag tersebutlah yang paling banyak dicari orang. Kemudian yang tidak kalah krusialnya, optimalkan penggunaan Instagram dengan menggunakan tools seperti Gramblr.

Jika semua langkah di atas telah dilakukan, jangan lupa lakukan evaluasi secara berkala. Isah mengungkapkan, ini dilakukan agar kita bisa mengetahui di mana letak kekurangan kita dalam mengelola konten Instagram untuk berjualan, dan memperbaikinya dengan cepat.

“Kita perlu membuat konten yang bagus, bagaimana caranya? Gabung ke komunitas-komunitas yang membahas konten. Banyak-banyak baca supaya bisa nulis. Di Instagram itu kuncinya cuma foto dan hashtag,” tandasnya.

Foto profil Instagram juga sebaiknya sering diganti. Variasikan antara logo, foto produk, dan testimonial. Karena, kata Isah, ada saja pengguna Instagram yang rutin kepo, jadi akun yang kita kelola juga harus terlihat aktif dan menarik.

Rajin-rajinlah posting di Instagram, namun diberi jeda waktu, jangan langsung sekaligus. Maksimal 6 posting per hari agar tidak dikira ‘robot’ oleh pihak Instagram. Ini untuk mencegah kesalahan maupun kendala teknis yang mungkin terjadi jika terlalu sering posting dalam satu waktu atau satu hari.

Tips terakhir dari Isah, sesuaikan antara kebutuhan antara branding dengan marketing. Mana yang lebih dulu? Apabila yang dibutuhkan adalah cash flow, langsung lakukan hard selling. Namun, lanjut Isah, itu terserah masing-masing orang. Sering-sering eksplorasi dan berinovasi untuk mempercantik akun Instagram, supaya bisnis makin ciamik dan brand semakin melekat dalam ingatan masyarakat.