Nusa Dua, MNEWS.co.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu fondasi perekonomian bangsa, didorong untuk bisa terus memperluas pasar, salah satu caranya dengan berorientasi ekspor. Pelaku UMKM dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas produknya agar bisa menjangkau pasar internasional.
Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Sinthya Roesly, menyampaikan salah satu bentuk dukungan LPEI pada tahun ini yakni dengan menginisiasi suatu program untuk membantu para pelaku usaha berorientasi ekspor, yaitu Digital Handholding Program (DHP).
Sinthya menambahkan, dengan adanya DHP ini, diharapkan dapat membantu pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk meningkatkan daya saing produk unggulannya di pasar global. Selain itu, LPEI juga akan melakukan pendampingan, memberi fasilitas serta pelatihan secara berkesinambungan.
“Sehingga pelaku UMKM ekspor indonesia akan mampu memasarkan, memperluas akses pasar, serta mempromosikan produknya di pasar global,” ujar Sinthya sebagaimana dilansir dari Liputan 6, dalam diskusi panel bertema The Perfect Time to Enhance Emerging Economies Cooperation on Trade dalam rangkaian pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10/2018).
Selama ini, pelaku UMKM belum dapat menjangkau pasar internasional karena berbagai macam kendala, di antaranya screening kualitas produk untuk ekspor yang cukup ketat, kurangnya pendampingan dan fasilitasi, serta keterbatasan informasi mengenai persyaratan apa saja yang diperlukan untuk mulai merambah dunia ekspor. Karenanya, LPEI berinisiatif untuk mengatasi permasalahan tersebut melalui program DHP.
LPEI merupakan sebuah lembaga pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang didirikan lewat Undang Undang Nomor 2 Tahun 2009. Prioritas pembiayaan LPEI adalah mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effects ekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor.
Sumber: Liputan 6
