Jakarta, MNEWS.co.id – Asinan buah merupakan salah satu kuliner olahan berbahan dasar buah-buahan dengan aneka varian yang beragam. Asinan kekinian juga menjadi salah satu cara baru untuk makan buah dengan menyenangkan, terutama bagi para pecinta makanan dengan rasa pedas, asam, dan menyegarkan.
Salah satu pelaku usaha yang tertarik menekuni usaha asinan ini adalah Dewi Kristiani dengan merek Nyak Asinan. Berawal dari hobinya memakan asinan, Dewi pun mencoba membuat asinan dengan cara dan kreasinya sendiri. Akhirnya Dewi pun mencoba meramu bumbu yang tepat agar bisa dijual ke pasaran.
Dewi mengatakan saat Ia masih bekerja dan tinggal di Bogor, sangat mudah untuk menemukan berbagai jualan asinan. Namun pada tahun 2012 saat Ia pindah ke Yogyakarta, sangat sulit menemukan asinan yang enak seperti buatan sendiri. Hal itu dikarenakan Dewi sering menemukan asinan yang tidak aman dengan menggunakan pemanis, pengawet, pewarna, dan cuka.
Asinan buah dengan rada pedas, asam, dan manis memang menjadi menu andalan Nyak Asinan. Saat awal pindah ke Yogyakarta pada tahun 2012, Dewi mengaku sering membuatnya untuk acara-acara yang diadakan oleh temannya yang dipesan melalui grup WhatsApp. Alhasil banyak yang memesan asinan buah salak sebanyak 50 pack. Sehingga hal ini menginspirasinya untuk menekuni bisnis mulai dari November 2017 hingga sekarang.
Produk Nyak Asinan menggunakan bahan dari buah-buahan yang segar. Kualitas cita rasa menjadi fokus utama Dewi dalam menjualkan produknya agar tetap segar ke tangan konsumen. Buah-buah yang segar yang digunakan membuat rasa asinan buatannya semakin enak.
Bahan baku segar tersebut Ia dapatkan melalui pasar tradisional dan modern. Proses pembuatan asinan dilakukan di rumah yang dibantu oleh satu orang karyawan. Selain itu, Nyak Asinan juga menggunakan bahan-bahan yang aman tanpa pengawet, pemanis dan pewarna buatan, dan cuka sehingga aman untuk dikonsumsi.
Sebelum masa pandemi, untuk mempromosikan usahanya Dewi memasarkan dengan mengikuti pameran yang dilaksanakan oleh dinas setempat. Selain itu juga mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas sesama UMKM, berjualan di Sunmor Alun-Alun Yogyakarta, hingga memberikan tester kepada tetangga hingga beberapa instansi.

Dewi mengakui pada awal masa pandemi, Ia sempat berhenti berjualan selama 3 bulan karena lokasi sekitar perumahannya melakukan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Akhirnya setelah 3 bulan, Dewi mulai kembali berjualan asinan dengan tidak menaikkan harga serta tetap menjaga kualitas dan keamanan produknya.
Untuk saat ini, Dewi memfokuskan penjualannya secara online melalui media sosial Instagram, WhatsApp, serta para reseller yang membantu untuk memasarkan. Sementara untuk penjualan offline, Dewi saat ini berjualan di sekitar rumahnya. Pada awal tahun ini, Dewi baru saja membuka cabang baru yang terletak di Kabupaten Bantul dan untuk penjualannya dibantu oleh saudaranya.
Ke depannya, Dewi berharap dapat membuka bisnis franchise dengan mempelajari tentang manajemen yang baik dan benar. Selain itu Ia juga berencana dapat menitipkan produk asinanya di beberapa gerai oleh-oleh sembari mengurus beberapa proses perizinan agar bisa dipasarkan.