Jakarta, MNEWS.co.id – Berawal dari rasa keprihatinan terhadap kondisi tingkat konsumsi ikan yang masih rendah di Indonesia, Ma’ruf Kamala Rizki berinisiatif untuk membuka usaha olahan ikan.
Pria yang akrab disapa Kamal ini mengatakan, sebelum memulai usaha, pihaknya terlebih dahulu melakukan riset dan menemukan fakta bahwa tingkat konsumsi olahan ikan khususnya bandeng di Indonesia masih rendah. Ia menyebutkan, beberapa alasan terkait rendahnya tingkat konsumsi tersebut antara lain karena olahan ikan di Indonesia yang masih kurang dari segi kehigienisan, memiliki bau yang tidak sedap, hingga menimbulkan beberapa alergi bagi sebagian orang.
Oleh karena itu, melalui brand ‘Rawenesia’ yang sudah dibangun sejak tahun 2017, Kamal berharap produknya bisa menjadi solusi agar konsumsi ikan terus meningkat sekaligus membantu kesejahteraan nelayan dan petani.
Rawenesia menyajikan olahan ikan bandeng dalam kemasan kaleng dengan tiga varian rasa yaitu mercon, lombok ijo, dan lombok abang. Proses pengolahannya dilakukan sesuai dengan standar kebersihan dengan menggunakan bahan baku pilihan melalui proses sterilisasi dan filterisasi. Bahan baku yang digunakan didapatkannya melalui kerja sama langsung dengan nelayan dan petani lokal, mulai dari ikan bandeng, cabai rawit, cabai merah, cabai hijau, bawang merah, dan bawang putih.
Yang membedakan produk olahan ikan Rawenesia dengan makanan ikan kaleng lainnya adalah bandeng Rawenesia sudah siap saji karena telah digoreng terlebih dahulu dengan bumbu pilihan dalam keadaan matang sehingga lebih praktis untuk dikonsumsi.
Tempat produksi Rawenesia terletak di Jalan Ringin Asri, Sleman, Yogyakarta dengan proses produksi yang dibantu oleh 3 hingga 6 orang karyawan dan menghasilkan kapasitas produksi rata-rata sekitar 1000 kaleng per minggu. Harga yang ditawarkan berkisar Rp37.000,- per kaleng dan Rp105.000,- untuk menu paket isi 3.
Kamal menambahkan, usaha yang sudah resmi berbadan hukum dengan nama PT Rawenesia Saka Abadi pada Maret 2021 ini memberikan tantangan tersendiri baginya. Salah satunya yaitu berjualan sekaligus mengedukasi kepada konsumen terkait konsumsi ikan yang memberikan banyak manfaat.
“Terkadang masih suka ada konsumen yang membandingkan dengan produk makanan ikan kaleng yang sudah keluar terlebih dahulu. Padahal kami berbeda, karena ikan Rawenesia sudah dalam keadaan digoreng bersama bumbu rempah dan cabai pilihan. Produk kami juga memiliki keunggulan karena lebih praktis dan umur simpan lebih lama dan tanpa bahan pengawet,” ujar Kamal.
Segala tantangan tersebut berhasil Kamal lewati bersama dengan timnya yang hingga saat ini bisa memberikan lapangan pekerjaan sekaligus membantu nelayan dan petani setempat seperti tujuan dari bisnisnya.
Melalui usaha Rawenesia, para nelayan dan petani lokal memiliki kontribusi dalam memberikan bahan baku sesuai dengan standar produksi yang telah ditentukan. Salah satunya yaitu menjaga kondisi ikan dalam keadaan segar dan pengiriman bahan baku dengan tepat waktu.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan kenyamanan kepada para petani dan mitra nelayan dari segi kontinuitas atas kerja sama dengan kurun waktu tertentu. Dari segi ekonomi, hal ini sangat menguntungkan bagi para petani dan nelayan dengan transaksi yang pasti dalam membantu proses produksi Rawenesia hingga memberikan edukasi bisnis secara digital bagi mereka.
Untuk pemasaran produk, Kamal fokus melakukan penjualan secara online melalui media sosial Instagram, website, hingga marketplace. Untuk penjualan offline, Kamal bekerja sama dengan reseller, dropshipper, ritel, dan toko oleh-oleh.
Ke depannya, Kamal ingin fokus meng-upgrade toko offline miliknya hingga bisa berinovasi menghadirkan makanan kaleng dengan bahan baku yang berbeda.