Ilustrasi perajin kue manco di Dusun Grogol, Desa Tambakmas, Kebonsari. (Foto: Jawa Pos)

MNEWS.co.id – Penjualan kue manco, jajanan tradisional khas Kabupaten Madiun yang diproduksi oleh sektor usaha rumah tangga di wilayah setempat mengalami peningkatan signifikan seiring tingginya permintaan konsumen dalam menyambut Lebaran 2023.

Kue manco merupakan jajanan tradisional yang memiliki tekstur renyah dan legit karena memiliki lapisan gula merah. Manco memiliki rasa manis dan gurih dengan aneka variasi topping seperti wijen, kacang tanah, dan beras jipang.

Kue manco khas Madiun. (Foto: camilannusantara.co.id)

Sumarlan, seorang perajin di sentra industri rumah tangga kue manco di Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari mengatakan, pesanan sudah mulai naik menjelang bulan Ramadan 2023.

Guna memenuhi permintaan konsumen, Sumarlan pun meningkatkan kapasitas produksi kue manco dibandingkan hari biasa.

“Pada hari biasa, produksi kami sekitar 13-14 kg tepung ketan per hari. Sedangkan untuk memenuhi permintaan selama puasa dan menjelang Lebaran, produksi naik menjadi 20 kg tepung ketan,” ucap Sumarlan dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Sumarlan menjelaskan, biasanya permintaan kue manco datang dari wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya.  Saat ini, lanjut Sumarlan, pesanan juga datang dari kota-kota lain seperti Madiun, Magetan, Solo, Yogyakarta, bahkan hingga beberapa kota di luar Pulau Jawa.

“Mayoritas untuk memenuhi toko oleh-oleh yang ada di wilayah eks-Keresidenan Madiun dan luar kota,” ujarnya.

Sumarlan membanderol kue manco produksinya dengan harga yang bervariasi, mulai Rp6.000,- hingga Rp20.000,- tergantung dari ukuran masing-masing kemasan.

Untuk memenuhi permintaan pesanan yang meningkat, Sumarlan harus menambah pekerja lepas dengan melibatkan warga desa dalam membantunya membuat kue manco. 

Sumarlan bercerita jika kerajinan membuat kue manco telah ditekuninya sejak puluhan tahun lalu. Resep pembuatan kue manco diperolehnya secara turun-temurun dari leluhur dan masih terjaga kelestariannya hingga saat ini.

Sumarlan berharap, usaha rumah tangga yang memproduksi kue manco dapat bertahan dan terus berkembang setelah sebelumnya sempat lesu akibat imbas pandemi Covid-19.

Momentum Lebaran memang merupakan musim puncak penjualan kue manco.

Kepala Desa Tambakmas, Sugeng Wibowo menyebutkan, ada sekitar 30 UMKM di desanya yang memproduksi kue manco dengan tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar.

Pihaknya pun terus berupaya mempromosikan jajanan khas tersebut agar dikenal masyarakat umum pada akhirnya dapat terus menjaga keberadaan UMKM yang memproduksi kue manco.

Salah satunya dengan menggelar Festival Kue Manco, di mana kue manco dibentuk menjadi gunungan yang kemudian dikirab keliling desa untuk dibagikan kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan Desa Tambakmas yang berlangsung pada bulan Agustus dan mendapatkan dukungan dari Bupati Madiun.