MNEWS.co.id – Setelah hampir 2 tahun terakhir Pemerintah menerapkan larangan mudik saat perayaan Idulfitri untuk mencegah meningkatnya penularan Covid-19, di tahun ini, masyarakat diizinkan melakukan kegiatan mudik untuk merayakan Lebaran serta mengunjungi kerabat di kampung halamannya.
Momentum itu tentu tak akan disia-siakan para pelaku usaha di daerah, salah satunya Chocodot, produk cokelat dengan dodol yang menjadi oleh-oleh khas dari Garut. Kedatangan pemudik dipercaya dapat membangkitkan perekonomian daerah usai dua tahun lebih terdampak pandemi Covid-19.
“Tahun ini kami benar-benar memanfaatkan momentum di mana pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat mudik,” kata Kiki Gumelar, Direktur PT Tama Cokelat Indonesia, dilansir MNEWS.co.id dari Republika (5/5/2022).
PT Tama Cokelat Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi Chocodot, sajian makanan yang mengombinasikan cokelat dengan dodol. Dengan keunikannya itu, Chocodot memiliki rasa dodol dalam cokelat yang diproduksinya.
Menurut Kiki, saat ini sudah terdapat banyak varian dari Chocodot. Tak hanya cokelat dodol, Chocodot juga memiliki varian Chocodot Indonesian Chocolate, Chocodot Bake and Sweet, Chocodot Creation, dan berbagai varian lainnya. Terbaru, Chocodot juga melakukan kolaborasi produk dengan merek cokelat internasional, Kit Kat.
“Kami menjadi produk unggulan Garut karena menggabungkan cita rasa internasional (cokelat) dengan tradisional dodol Garut. Setelah itu, produk lainnya mengikuti. Tak hanya dodol dan cokelat, tapi produk olahan cokelat lainnya,” kata Kiki.
Salah satu keunggulan dari Chocodot adalah rasanya yang khas karena di dalamnya terdapat rasa cokelat dan dodol. Kekhasan itu menjadi keunggulan sekaligus pembeda Chocodot dari oleh-oleh dodol Garut pada umumnya.
Selain itu, kemasan Chocodot juga sangat menarik dengan tampilan nama-nama tempat wisata di Kabupaten Garut seperti Cokelat edisi Gunung Cikuray, Gunung Guntur, Gunung Talaga Bodas, Candi Cangkuang, dan lainnya.
Ada juga kemasan dengan tampilan tulisan kata-kata lucu dan kekinian, seperti Cokelat Rasa Sayang, Cokelat Gawat Darurat, Cokelat Anak Pintar, Cokelat Enteng Jodoh, dan masih banyak lagi.
Menurut Kiki, selama dua tahun pandemi, pihaknya terus melakukan inovasi produk. Produk-produk baru itu akan ditampilkan semua pada momen Lebaran kali ini.
“Jadi kami sudah persiapkan banyak produk yang kami launching, yang sebelumnya kami kumpulkan selama pandemi,” kata dia.
Dia menambahkan, pihaknya telah menyiapkan stok sebanyak 10 kali lipat dibandingkan stok selama masa pandemi Covid-19. Sebab, ia meyakini akan banyak pemudik dan wisatawan yang datang ke Garut pada momen Lebaran kali ini.
“Kami yakin akan banyak pemudik dan wisatawan datang ke Garut,” kata Kiki.
Tak hanya menampilkan produk baru, Tama Cokelat Indonesia juga berbenah dengan mempercantik outlet atau galeri. Display produk dibuat lebih menarik dibanding sebelumnya. Tujuannya tak lain agar pemudik atau wisatawan yang ingin membeli oleh-oleh Chocodot senang saat datang ke outletnya.
Kiki menyebutkan, saat ini sudah terdapat delapan outlet Chocodot di Kabupaten Garut, yaitu Museum Cokelat, Dijieun Cokelat, Chocolate the Castle, Goah Gumelar, Chocolanier Tarogong, Chocolanier Sampireun, dan dua outlet di Terminal Guntur Garut. Selain itu, pihaknya akan menjadikan kantor pusat Chocodot World menjadi outlet saat momen Lebaran.
“Itu untuk menjaga agar konsumen di satu outlet tidak menumpuk terlalu banyak. Rencananya akan di buka mulai H-2 Lebaran. Jadi di sana bisa lihat produksinya juga,” ujarnya.
Untuk harga, pemudik atau wisatawan yang akan membeli produk Chocodot tak perlu khawatir. Sebab, harga Chocodot sangat terjangkau di kantong.
“Cokelat kami juga harganya terjangkau, mulai dari Rp2 ribu, Rp5 ribu, Rp10 ribu. Namun jenisnya sangat beragam,” sebut Kiki.