Ilustrasi

Tahun 1902 Pemerintah Hindia Belanda membangun instalasi listrik di Surakarta, membuat industri hiburan berkembang pesat di kerajaan Dinasti Mataram tersebut. Salah satunya hiburan wayang. Seabad kemudian, wayang dikukuhkan UNESCO sebagai masterpiece milik dunia dan pemerintah Indonesia mulai menggaungkan nama wayang lebih lantang ke dunia internasional.

Tak hanya pemerintah, kalangan akademisi, seniman, bahkan sebuah usaha rumahan terpacu untuk turut andil mengangkat nama wayang. Bila seniman melakukan pementasan dan akademisi melakukan kajian keilmuan, lain lagi dengan usaha kerajinan wayang. Lalu, apa yang dilakukan para pelaku usaha kerajinan wayang?

Usaha kerajinan wayang milik Suryo Saptomo memiliki caranya sendiri untuk mengangkat wayang. Meski hanya dikerjakan di rumah sederhana, Suryo pernah membuat kerajinan wayang untuk tamu kenegaraan. Waktu itu untuk Menteri Luar Negeri Belanda.

Sebuah hiasan dinding dengan ornamen wayang dipesan 500 km lebih jauhnya dari Jakarta, tepatnya di Sawahan Baru, Purbayan, Baki, Sukoharjo. Hebatnya kerajinan itu mampu menjadi perekat hubungan bilateral Indonesia dengan Belanda.