Salah satu produk Young Craft, pelaku UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan hasil karya santriwati. (Foto: Young Craft)

MNEWS.co.id – Menjalankan bisnis dengan tidak hanya mengutamakan profit, tetapi juga aspek sosial dan kemaslahatan masyarakat. Inilah yang menjadi misi Young Craft, pelaku UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan hasil karya santriwati.

Owner Young Craft, Nurul Infitah memaparkan, tercetusnya Young Craft berawal dari kegelisahannya saat sedang melakukan penelitian studi akhir pada 2019. Dirinya melihat banyak potensi yang dimiliki santriwati Pondok Pesantren Nurul Ulum di daerah Sumber Kejayan, Mayang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. 

“Banyak santri yang memiliki potensi dan menurut saya belum ada wadah untuk menyalurkan, di antaranya potensi di bidang kerajinan tangan seperti menjahit dan membordir. Mereka memiliki keahlian di bidang itu dengan kepribadian telaten, akhirnya saya bentuk Young Craft ini,” cerita Nurul saat dihubungi MNEWS, Minggu (23/7/2023). 

UMKM yang bergerak di bidang kerajinan tangan jahitan dan bordir manual ini menghasilkan beragam produk, mulai dari kerudung, mukena, hingga aneka perlengkapan wisuda seperti selempang wisuda dengan bordir nama. 

Nurul mengungkapkan, salah satu pengalaman menarik ketika Young Craft bekerja sama dengan Mayang ID, platform yang bergerak di bidang kesehatan mental, ekonomi, dan pendidikan dalam proyek menyalurkan bantuan 1.000 mukena gratis ke 3 wilayah, yaitu di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Papua. 

“Pengalaman menarik lainnya ketika produk kami dipesan oleh perguruan tinggi, kami pernah mengirim ke luar pulau seperti Lombok. Ini menjadi pengalaman menarik, kami bisa mendapat banyak ilmu ketika menyalurkannya,” imbuh Nurul. 

Awalnya, Young Craft sempat terkendala modal. Meski bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Nurul Ulum dan mendapat bantuan Balai Latihan Kerja (BLK) setempat, Young Craft masih kesulitan modal hingga minim peralatan. 

“Modal awal Rp500 ribu karena mesin jahitnya sudah ada. Modal digunakan untuk membeli kain, benang, dan lain-lain,” pungkasnya. 

Produk best seller Young Craft yaitu selempang wisuda yang bertuliskan nama dan gelar wisudawan/wisudawati. Tidak hanya digunakan oleh lulusan perguruan tinggi, tetapi juga lulusan sekolah atau untuk merayakan hari penting lainnya. 

Sejauh ini, Young Craft telah berkolaborasi dengan 20 orang santriwati untuk berkiprah dalam sociopreneurship. Tidak hanya membuat kerajinan bernilai ekonomis dan mengajak masyarakat sekitar untuk berkarya, Young Craft juga memberikan pelatihan kepada santriwati agar kian terampil dalam berwirausaha. 

Melalui sociopreneurship yang dijalankan Young Craft, para santriwati belajar menghasilkan produk yang ekonomis dan juga cara menjadi pelaku usaha, mulai dari pengemasan dan pengiriman produk, cara berkomunikasi dengan pelanggan, administrasi, cara memaksimalkan teknologi untuk penjualan produk, dan masih banyak lagi. 

“Tentunya harapan kami ketika para santri sudah lulus, mereka bisa terus mengembangkan potensi hingga siap berkiprah di dunia kerja nanti,” papar perempuan yang berprofesi sebagai peneliti dan guru ekonomi ini.