Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Perdagangan, Kementerian Agama, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersinergi dalam meningkatkan peran usaha kecil dan menengah (UKM) untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah asal Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan langkah menjadi bentuk keberpihakan pemerintah untuk pengembangan ekspor produk UMKM. Ia menganggap kolaborasi ini juga menjadi bentuk optimisme UMKM tetap bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19.
“Kementerian Koperasi dan UKM telah mendorong partisipasi UKM dalam memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memulihkan ekonomi nasional di mana UKM dapat mengakses pasar yang lebih luas,” kata Teten.
Teten menjelaskan kerja sama ini bisa diwujudkan mulai dari dukungan pembiayaan, pelatihan, standardisasi, sertifikasi produk, kurasi, hingga promosi. Ia mengatakan sudah ada 5 produk UMKM yang bisa dipasok untuk jemaah haji dan umrah ke depannya.
“Sebagai permulaan terdapat 5 item produk yang akan dipasok oleh UMKM asal Indonesia yaitu sambal, kecap, kopi, teh dan gula,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN, Rosan P Roeslani, memastikan kerja sama ini bakal meningkatkan kinerja UMKM karena memiliki informasi pasar ekspor pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umrah. Menurutnya, dengan kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong peningkatan akses pasar dan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi, termasuk dalam perjanjian dagang antara Indonesia dengan Gulf Cooperation Council (GCC).
Rosan mengatakan, saat ini yang diperlukan juga adalah peningkatan pemahaman pelaku UKM mengenai tata cara dan prosedur ekspor, pemahaman dan pemenuhan atas regulasi, dan pemenuhan sertifikasi. UMKM juga harus menyentuh pasar digital khususnya di kondisi saat ini.
“Yang penting juga saat ini adalah membantu menggalakkan program pelatihan untuk literasi digital bagi UMKM agar mereka dapat menjadi bagian dari jaringan e-commerce nasional dan internasional dalam pemasarannya, serta dapat memanfaatkan fintech yang inklusif untuk permodalannya,” ungkap Rosan.