Pelaku usaha perajin sandal dan sepatu Lingkungan di Kota Mojokerto, Jawa Timur. (Foto: Amanu)

Jakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air sangat tangguh, di tengah tekanan pandemi masih bisa bertahan dan tetap beroperasi.

Berdasarkan Survei BRI Micro & SME Index (BMSI),  mayoritas pelaku UMKM di Indonesia sangat ulet, sehingga bisa menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19. Sebanyak 80 persen UMKM terus mempertahankan dan menjalankan bisnisnya di tengah kondisi yang menantang.

Melalui indeks ini, bisa diketahui kinerja pelaku UMKM pada kuartal tertentu, dan ekspektasi mereka dalam kurun waktu tiga bulan kedepan.

Hasil Survei Aktivitas Bisnis UMKM pada Q3 2021 tercatat menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya peningkatan kasus penularan infeksi Covid-19, akibat second wave pada periode Juni dan Juli lalu.

Pemberlakuan PPKM Mikro Darurat yang menyebabkan aktivitas dan omzet usaha yang menurun, menyebabkan indikator kegiatan usaha lainnya seperti pemesanan dan persediaan barang input, serta penggunaan tenaga kerja pun ikut menurun.

“Namun pelaku UMKM kembali sangat optimis menyongsong Kuartal IV 2021, karena pandemi Covid-19 semakin terkendali, disertai dengan relaksasi PPKM Mikro dan pembukaan kembali kegiatan usaha. Hal tersebut tergambar dalam ekspektasi Indeks Bisnis UMKM yang naik signifikan 49,8% ke level 132,0 (jauh di atas 100),” tambah Sunarso.

Dalam hasil riset ini juga menunjukkan fakta bahwa meskipun sangat terdampak pandemi, namun pelaku UMKM cukup kuat bertahan dan resilien terhadap krisis yang terjadi. Tercatat hanya 20 persen pelaku UMKM yang pernah berhenti beroperasi selama periode pandemi, yakni pada Maret 2020 hingga September 2021.