Ilustrasi Influencer. (Foto: Shutterstock)

Jakarta, MNEWS.co.id – Banyak yang berpendapat bahwa menggunakan influencer sebenarnya tidak berpengaruh besar dalam penjualan produk. Tapi memang influencer sangat efektif untuk mempromosikan produk. Umumnya, mereka mampu mempromosikan produk dalam sebuah konsep terencana yang hasilnya juga bagus.

Setiap influencer memiliki gaya dan segmen pengikutnya sendiri-sendiri. Ada juga yang bermain di cakupan berbeda. Ada artis-artis dan public figure yang pengaruhnya luas alias skala nasional.

Dilansir dari laman UKM Indonesia, ada beberapa influencer lokal yang walaupun tidak terkenal secara nasional, namun pengaruhnya besar di ranah loka. Di sinilah para pelaku UMKM harus pintar membaca karakter si influencer sendiri.

Misalnya saja, pelaku UMKM memiliki usaha Empon-Empon, ramuan tradisional Jawa yang sejak pandemi menjadi populer lantaran khasiatnya yang ampuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Meskipun kian menjamur, namun produk ini termasuk yang masih baru dan karenanya cukup sulit menemukan influencer yang punya gaya sesuai dalam mempromosikannya. Selain itu, karena sedang populer, ada ratusan penjual yang menawarkan empon-empon.

Di sini, pelaku UMKM harus pintar mendandani produk agar terlihat unik dan berbeda dengan produk-produk saingan lain. Setelah itu, barulah mencari influencer.

Pemasaran untuk produk seperti empon-empon seharusnya bisa mencakup skala nasional, dan bisa mendekati influencer yang memiliki followers jutaan serta terkenal di berbagai kalangan. Contohnya saja, Raffi Ahmad, yang memang bisa menjangkau banyak kalangan dan dikenal hampir semua orang di Indonesia. Untuk produk seperti ini, teman-teman UKM harus pintar mencari peluang.

Berbeda lagi jika target pasarnya lebih spesifik, misalnya produk susu untuk lansia, pelaku UMKM bisa memilih artis atau influencer yang memang sudah berumur, namun masih terlihat segar. Jadi, semuanya memang harus disesuaikan dengan target pasar dari produk Anda agar efektif.

Hal lain lagi jika Anda menggaet influencer untuk produk yang sifatnya jasa, seperti hotel dan properti lainnya. Dalam ranah ini, influencer dan pengusaha sama-sama harus lebih hati-hati.

Sebab ada kasus beberapa waktu lalu, di mana beberapa influencer yang cukup ternama menawarkan jasa mereka kepada para pemilik properti (hotel, homestay, dan villa) di Bali. Namun, karena salah strategi dan memilih waktu di masa pandemi, feedback dari masyarakat justru negatif. Tentunya hal ini kadang terjadi, tapi sebenarnya influencer untuk support properti sangat efektif.

Sementara untuk asuransi, di masa pandemi seperti sekarang ternyata pasarnya berkembang sangat pesat, karena masyarakat menjadi lebih peduli dengan jaminan dan proteksi kesehatan. Seorang agen asuransi biasanya sudah memiliki seninya sendiri dalam menawarkan produk mereka. Demikian yang penting dilakukan para pelaku UMKM adalah mematangkan strategi kampanye produk sebelum kemudian menggaet influencer yang sesuai segmentasi pasarnya.