Ilustrasi Pelaku UMKM. (Foto: Unspslah/Annie Spratt)
Ilustrasi Pelaku UMKM. (Foto: Unspslah/Annie Spratt)

Jakarta, MNEWS.co.id – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berupaya meningkatkan ekspor produk UMKM di pasar global. Saat ini pembiayaan LPEI untuk UMKM senilai Rp 15,38 triliun, naik 24 kali lipat dibandingkan 10 tahun lalu senilai Rp 637 miliar.

“Ini belum cukup karena baru 15% share pembiayaan LPEI kepada UMKM. Ini strategi LPEI sesuai arahan pemerintah, dimana UMKM seharusnya jadi kunci bagaimana Indonesia punya sustainability dalam ekspor,” kata Sinthya Roesly selaku Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Sinthya mengatakan saat ini menurutnya produk UMKM Indonesia sudah mampu menembus pasar Eropa dan Afrika, terutama untuk produk kerajinan tangan. Dirinya menambahkan demi peningkatan produk UMKM, pihaknya melakukan pendampingan terhadap eksportir terutama yang masih baru.

“Kami bicara aspek kapasitas dan kapabilitas, UMKM kami pun secara umum bukan isu pembiayaan tapi akses pasar dan kapasitas mereka untuk bisa melakukan produksi yang berkualitas dan diterima pasar,” tambahnya.

LPEI pun memberikan pendampingan dari sisi logistik, hingga risiko dari pembeli. Untuk eksportir baru pun akan dilakukan pendampingan tentang bagaimana membangun kapasitas produksi yang berkualitas dan bersifat berkelanjutan dengan program satu tahun.

Sinthya juga menegaskan tengah mengupayakan pendampingan agar UMKM bisa menembus pasar global melalui e-commerce. “Bukan bicara produk dari alibaba masuk ke sini, tapi bagaimana kita memanfaatkan market place domestik disana, ini masih baru dan dalam tahap pengembangan kita arahnya kesana,” kata Sinthya.

Dia mengatakan sektor manufaktur dan komoditas seringkali tidak stabil, dan tertekan oleh harga global, berbeda dengan UMKM yang lebih stabil. Untuk itu seharusnya ekspor produk UMKM bisa menjadi program jangka panjang.