Bandung, MNEWS.co.id – Sinergi Foundation (SF) membidik pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner, agar memberi manfaat yang lebih besar bagi pengembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
CEO Sinergi Foundation Asep Irawan mengatakan, Bandung memiliki potensi bisnis kuliner yang cukup besar. Bebagai inovasi makanan terus bermunculan dan menarik minat masyarakat berwisata ke kawasan ini. Namun begitu, tidak sedikit pelaku usaha yang memerlukan bantuan modal.
“Beberapa bisnis kuliner telah kami fasilitasi untuk pengembangan usahanya. Seperti Cuankie dan Batagor Serayu, Surabi Enhaii, RM Ampera, dan dalam waktu dekat akan ada pebisnis sate yangkami fasilitasi,” ujar Asep melansir dari Republika.
SF pengembangan sektor UMKM juga memberi multiplier efek yang cukup baik. Secara ekonomi meningkatkan pendapatan dari pemilik usaha, menambah lapangan kerja, serta peluang ekonomi lainnya. Saat ini, dari sektor UMKM, pihaknya telah merekrut 50 tenaga kerja.
“Sejarah aturan, dana wakaf bisa dipakai untuk hal produktif, makanya kami bidik sektor rill. Untuk kuliner, kami membiayai permodalannya. Mereka yang sudah punya kompetensi tinggal mengelola saja, operasionalnya dari kami,” tambahnya.
Ia mencontohkan, selama masa pandemi Batagor Serayu di Jalan Sidomukti mampu mencatat kenaikan transaksi hingga Rp250 juta perbulan dan 20 persen didapat dari penjualan offline dan sisanya dari online.
Hingga saat ini, total margin laba seluruh unit bisnis wakaf Sinergi Foundation mencapai miliaran. “Pada 2019, marginnya Rp1,5 miliar, sementara pada 2020, mencapai Rp1,8 miliar. Alhamdulillah terus meningkat meskipun 2020 lalu terkendala pandemi,” kata Asep.
Sinergi Foundation ingin menggebrak stigma bahwa wakaf itu untuk masjid atau kuburan. Menurutnya, dana wakaf pun bisa diproduktifkan melalui bisnis agar manfaatnya berlipat. Dana yang terhimpun dari sinergi wakaf masyarakat ini juga memberdayakan UMKM dan menambah penyerapan tenaga kerja