Jakarta, MNEWS.co.id – Shopee menargetkan agar bisa mengekspor produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ditahun 2020 dengan mengkaji pasar di negara lain. Hingga saat ini, baru 5.000 produk UMKM yang diekspor melalui platform Shopee. Program ekspor ini juga baru menyasar pasar Singapura dan Malaysia.
“Akhir bulan ini, asalkan pandemi (virus corona) tidak berpengaruh banyak, kami ekspor sejuta lebih produk UMKM,” kata Radityo Triatmojo, Head of Government Relations Shopee.
Pada akhir bulan ini, Shopee menargetkan untuk bisa menyasar Filipina dan optimistis produk UMKM Indonesia bakal diterima pasar Filipina. Produk yang akan dijual adalah sektor fesyen, kosmetik, dan peralatan rumah tangga.
Setelah menyasar Filipina, Shopee berencana menembus pasar di Taiwan, Vietnam dan Thailand. Radityo berharap produknya bakal laku terjual di keempat negara itu. Perusahaan menggelar program ekspor produk UMKM Indonesia dengan nama Kreasi Nusantara sejak 2018. Setelah pilot project, ekspor baru dilakukan pada 2019.
Shopee mengklaim, programnya itu bisa meningkatkan transaksi UMKM yang terlibat hingga delapan kali lipat. Pasar ekspor dirasa cukup besar. Berdasarkan hasil pilot project ekspor Shopee, produk lokal UMKM Indonesia bisa diterima di pasar Singapura dan Malaysia. Selain itu, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) dinilai bisa mendorong ekspor produk UMKM.
Agar target bisa tercapai, Shopee memastikan kualitas produk sesuai standar ekspor. Hal itu untuk memastikan produk bisa diterima di pasar ekspor.
“Stoknya juga harus dipastikan siap. Pemain global harus punya standar internasional. Baru nanti dapat kepercayaan pasar,” katanya.
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan potensi ekspor di e-commerce cukup besar. Menurutnya e-commerce merupakan salah satu saluran yang memudahkan perdagangan termasuk ekspor.
“Membuat interaksi antara negara A dan B semakin intensif. Jadi tidak lagi membutuhkan biaya yang berlebihan,” kata Jerry.