Jakarta, MNEWS.co.id – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dihadapkan pada tantangam untuk tetap bersaing dan beradaptasi terhadap perubahan perilaku konsumen akibat pandemi.
Pentingnya peran UMKM dalam menggerakkan perekonomian nasional mendorong PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) untuk mengembangkan keterampilan UMKM Indonesia melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis mengatakan, pihaknya senantiasa menjalankan komitmen untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing UMKM secara terpadu dan menyeluruh. Sejak 2008, SRC telah merangkul lebih dari 130 ribu pemilik toko kelontong di 34 provinsi di Indonesia.
Melalui program ini, Sampoerna memberikan pendampingan kepada pemilik toko tentang manajemen bisnis dan rantai suplai, strategi pemasaran, pelatihan pemanfaatan platform online seperti media sosial dan e-commerce, peningkatan literasi digital, hingga membina relasi dengan pelanggan.
Sementara itu, kehadiran aplikasi AYO SRC yang diluncurkan pada 2018 merupakan terobosan inovatif untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi. Aplikasi ini menghubungkan pemilik toko kelontong SRC dengan mitra penyalur, seperti pedagang grosir, serta para konsumen secara online.
Saat ini aplikasi AYO SRC memiliki nilai tambah lain yaitu Pojok Bayar untuk e-payment, AyoKasir untuk membantu manajemen stok barang, dan yang terbaru Pojok Modal. Fitur Pojok Modal akan membantu akses perbankan bagi sebagian besar pemilik toko kelontong SRC belum terhubung (unbanked).
Berdasarkan riset, pendapatan pemilik toko kelontong SRC pada 2019 mencapai hampir Rp70 triliun atau setara dengan 4,1 persen PDB ritel. Lebih jauh, 58 persen pemilik toko kelontong SRC adalah perempuan, dan 30 persen diantaranya berperan menafkahi keluarga.
“Hingga Februari 2021, ada lebih dari 939 ribu pelanggan telah terdaftar dalam aplikasi AYO SRC. Dalam aspek B2B, terdapat 80 ribu pengguna aktif setiap minggunya dan tercatat 5,5 juta pemesanan terjadi di dalam platform dengan nilai transaksi lebih dari Rp9 triliun sepanjang 2020,” ujar Mindaugas.
Kontribusi dan dukungan Sampoerna terhadap UMKM juga diwujudkan lewat Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang didirikan pada 2007 di Pasuruan, Jawa Timur. Melalui SETC, Sampoerna memberikan pelatihan kewirausahaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan usaha.
Mindaugas menambahkan Sampoerna berkomitmen untuk menjangkau dan memberdayakan pelaku UMKM secara berkelanjutan, terutama dengan pengembangan kapasitas di bidang digital dan pemanfaatan teknologi untuk membangun bisnis. Apalagi UMKM merupakan tulang punggung penggerak perekonomian.