Rumah Kemasan bagi UMKM yang berada di Kecamatan Batanghari Leko, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. (Foto: Liputan 6)

Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi Covid-19 membuat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terdampak. Melihat kondisi tersebut, PT Marga Bara Jaya (MBJ), perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur dan logistik, menginisiasi program Rumah Kemasan bagi UMKM.

Rumah Kemasan memberikan pelatihan pengemasan yang unik dan menarik hingga pengembangan produk untuk membantu UMKM bisa bangkit dari dampak pandemi Covid-19.

Penanggung jawab lapangan MBJ, Adi Wahyudi mengatakan keberadaan rumah kemasan diharapkan bisa meningkatkan geliat UMKM khususnya di wilayah Batanghari Leko, Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Kami memberikan bantuan beberapa peralatan pendukung seperti printer, mesin segel plastik dan mesin laminating agar Rumah Kemasan bisa segera beroperasi untuk melakukan pelatihan pembuatan kemasan produk agar lebih menarik,” kata Adi.

Adi menjelaskan Rumah Kemasan menjadi salah satu pusat pelatihan dan sebagai wadah bagi para UMKM untuk saling bertukar ilmu dalam pemasaran produk-produk untuk meningkatkan daya jual.

Program tersebut dijalankan MBJ sebagai wujud mendukung pemerintah untuk kembali menggerakkan roda perekonomian skala mikro dan menengah yang sempat luluh lantah karena pandemi serta memberi sumbangsih agar program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berhasil.

Berdasarkan Data Dinas Perdagangan dan Perindustrian mencatat hingga akhir tahun 2020 lebih dari 40 ribu industri kecil menengah (IKM) mengalami penurunan. Pendataan ulang yang dilakukan Disdagperin di awal pandemi tercatat hanya 2.000 industri kecil menengah (IKM) yang masih aktif dari 122 sentra IKM.

Hal itu dipertegas oleh Camat Batanghari Leko, Yuliarto menjelaskan bahwa produk UMKM industri rumah tangga di wilayahnya banyak, bagus, unik dan tidak kalah saing dengan daerah lain. Namun demikian terkendala kemasan yang masih sederhana.

Dengan adanya kemasan yang unik dan menarik, imbuhnya, diharapkan menambah daya tarik konsumen. Ia mencontohkan produksi kripik pisang kalah bersaing karena kemasannya tidak menarik.

Adapun terobosan dari Rumah Kemasan memberikan pelatihan kepada UMKM untuk mengganti kemasan plastik dengan kemasan alumunium foil agar produk di dalamnya tidak mudah melempem dan tengik. Tidak hanya itu, di kemasan juga dicantumkan identitas produsen dan kode izin produksi yang akan menambah nilai lebih bagi produk UMKM.

Melalui cara tersebut, biaya produksi UMKM biaya usaha lebih efisien. Pelatihan pengemasan produk ini rencananya akan menjangkau 16 desa yang ada di Kecamatan Batanghari Leko.

Setiap desa nantinya akan dibantu untuk mendesain dan mencetak kemasan produk-produk mereka. Beberapa produk yang dihasilkan di Batanghari Leko, yaitu kain jumputan dengan pewarna alami (seperti getah gambir, kunyit), kerajinan dari akar kayu yang dibuat menjadi peralatan rumah tangga (seperti cangkir, piring), kerajinan dari tali kur yang dijadikan tirai, tas dan hiasan dinding, serta minuman herbal.