Novvy Natalia, pemilik usaha "Si Cemplon" UMKM asal Bogor, Jawa Barat. (Foto: Dok. Kementerian Kelautan dan Perikanan)

Bogor, MNEWS.co.id – Memulai usaha sejak tahun 2017, Novvy Natalia berhasil mengenalkan ikan dengan cara yang berbeda. Berkat ketekunannya merintis “Si Cemplon”, produk olahan kentang rasa seafood miliknya telah menembus sejumlah gerai ritel di Jakarta dan masuk pasar Malaysia serta Singapura.

“Sebelum menjadi binaan KKP, saya memang penyuka ikan dari kecil. Jadi saya berpikir bagaimana menciptakan produk yang bukan dari ikan utuh, tapi modifikasi dari produk pertanian dengan perikanan,” kata Novvy, pemilik usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) asal Bogor, Jawa Barat, dilansir dari Pikiran Rakyat.

Melalui produknya, Novvy mengaku ingin mengajarkan anak-anak untuk memakan camilan sehat rasa ikan. Pikiran tersebut terlintas setelah dia terenyuh melihat anak saudaranya yang berkebutuhan khusus, memiliki pantangan makan makanan yang mengandung gula dan monosodium glutamate (MSG). Dia pun bertekad untuk membuat makanan sehat yang bisa dikonsumsi oleh siapapun.

Kemudian Ia mengikuti pelatihan “UMKM Go Digital” yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2018. Setelah pelatihan tersebut, Ia mulai rajin memasarkan produknya ke market place selain rutin mengikuti pameran produk UMKM.

Namun, peruntungan dia berubah saat memasuki pandemi Covid-19. Saat sejumlah usaha mengalami penurunan, penjualan “Si Cemplon” justru meningkat drastis. “Awal-awal memang berat ya di (pasar) online, kita mengharapkan pecah telur saja susah bukan main. Lucunya, setelah covid-19, akun saya justru menjadi star seller di bulan April. Bulan Juni, kenaikan (penjualan) di marketplace malah naik sampai di atas 300%,” katanya.

Kebanggaannya bertambah ketika produknya juga bisa diakses oleh salah satu marketplace yang telah menjangkau Malaysia dan Singapura. Ia pun sering mendapat orderan dari pemasaran secara daring tersebut.

Saat ini Novvy menggandeng 10 tetangganya untuk membentuk kelompok dan ikut berjualan produk olahan ikan. Ia berharap, dari berjualan produk olahan ikan, orang-orang terdekatnya bisa bertahan di masa pandemi dengan memanfaatkan pasar digital. Keberhasilan “Si Cemplon” dalam pemasaran digital, dinilai bisa menjadi inspirasi bagi UMKM pengolah hasil perikanan.

Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Machmud memastikan, pemerintah membuka ruang pembinaan, pendampingan, promosi dan branding, serta fasilitasi pemasaran secara online terhadap UMKM di sektor KP.

Menurutnya, sejak 19 Agustus 2020, KKP telah meluncurkan #pasarlautindonesia sebagai bagian gerakan bangga buatan Indonesia (BBI). Tujuannya meningkatkan kompetensi dan kapasitas usaha UMKM pengolahan hasil kelautan dan perikanan, serta mempromosikan penjualan produknya melalui e-commerce sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara luas.

Saat ini, sekitar 1.400 UMKM telah dipromosikan di website pasarlautindonesia.id. Rencananya, produk-produk tersebut akan disaring ke dalam tiga kategori, yaitu UMKM Binaan, UMKM Bagus, dan UMKM Unggulan guna memudahkan pembinaan dan pendampingan UMKM.

“Kita berharap, produk-produk UMKM kita semakin dikenal sekaligus membangkitkan kebanggaan konsumen bahwa produk Indonesia tak kalah dengan produk negara lain,” kata Machmud.