Ilustrasi lilin arometerapi. (Foto: freepik.com/freepik)

MNEWS.co.id – Produk lilin hias aromaterapi dengan jenama Jakarta Candle milik pelaku UMKM Yulianah asal Bogor berhasil masuk ke pasar Australia, Malaysia, Singapura, hingga Filipina. Keberhasilan ini turut didukung oleh peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Impor (LPEI) yang terus mewujudkan komitmennya untuk mendorong produk UMKM lokal masuk ke pasar global, salah satunya melalui partisipasi LPEI dalam perhelatan Presidensi G-20 2022.

Sejumlah UKM berorientasi ekspor yang di antaranya merupakan hasil program Coaching Program for New Exporter (CPNE) atau program rintisan ekspor baru yang dihadirkan LPEI untuk menunjukkan ketahanan UKM di tengah pandemi Covid-19, salah satunya adalah Yulianah dengan produk lilin aromaterapinya.

Yulianah memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam membuat produknya mampu memikat hati para pembeli dari dalam maupun luar negeri.

Suami dari Yulianah berinisiatif untuk membuat lilin hias dengan memanfaatkan rempah yang ada antara lain kayu manis dan di tahun 2011 suami istri tersebut mendirikan perusahaan dan terus merintisnya hingga kini.

“Pada tahun 2014, saya memperkenalkan produk Jakarta Candle ke Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, karena memiliki aroma yang khas dari produk lilin hias ini, akhirnya mulai banyak peminat dan menjadi viral di media sosial maupun marketplace,’’ ujar Yulianah.

Di tahun yang sama, untuk pertama kalinya Jakarta Candle mendapatkan pesanan sebanyak 11 ribu lilin hias dari salah satu perusahaan di Jakarta. Namun tantangan yang dihadapi pada saat itu ia belum memiliki karyawan sehingga proses produksi pun masih dikerjakan berdua dengan suaminya.

Yulianah menjelaskan salah satu pelayanan yang menjadi nilai lebih dan membedakan dari kompetitor lainnya adalah Jakarta Candle memberikan kebebasan bagi para pembeli untuk menentukan spesifikasi dan model lilin hias yang dipesan.

Bermodalkan Rp5 Juta dengan kapasitas produksi sekitar 50-100 lilin hias bisnisnya terus berkembang dan kini Jakarta Candle memiliki beberapa karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar usahanya serta mampu menghasilkan 1.000 lilin hias dalam setahun dengan omzet lebih dari Rp550 Juta. Kisaran harga produk pun juga terbilang bervariasi dengan harga jual Rp26.000,- sampai Rp150.000,-.

“Melihat Jakarta Candle yang terus berkembang tidak membuat saya berhenti untuk belajar dan berinovasi. Pada tahun 2017 hingga 2019, saya memutuskan untuk mengikuti program pelatihan Coaching Program for New Exporter (CPNE) dan Marketing Handholding yang diadakan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI),” paparnya.

Yulianah menyatakan banyak hal yang dipelajari dari pelatihan yang diikutinya, mulai dari melakukan presentasi bisnis sampai menyusun strategi pemasaran yang baik. Berkat pelatihan tersebut, membuat ia makin bersemangat untuk menembus pasar ekspor.

Dilansir dari kontan.co.id, Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso menyatakan pada Presidensi G-20 ini, LPEI menghadirkan 16 UKM terpilih yang di antaranya merupakan hasil program CPNE, sebuah program pelatihan inklusi keuangan berkelanjutan selama 1 tahun kepada para UKM berorientasi ekspor yang bertujuan agar dapat melahirkan eksportir baru.

“Kehadiran mereka pada presidensi G-20 menunjukkan ketahanan para UKM menghadapi badai pandemi yang telah terjadi selama kurang lebih 2 tahun terakhir,” ujarnya  dalam keterangan resminya, Jumat (22/4/2022).

Ia berharap inklusi keuangan yang berkelanjutan kepada UKM dapat terakselerasi khususnya terkait ekspor sesuai dengan salah satu agenda finance track pada presidensi G-20 Indonesia yaitu Financial Inclusion: Digital and SMEs.

Di tahun 2018, LPEI memfasilitasi Jakarta Candle untuk ikut berpartisipasi pada pameran Trade Expo Indonesia, di ICE BSD dan menjadi ajang latihan untuk bertemu dengan calon pembeli dari luar negeri seperti Australia, Rusia dan negara lainnya.

“Saya bersyukur bisa mengenal LPEI. Banyak hal positif yang saya dapatkan dan memiliki peran terhadap perkembangan bisnis saat ini. Pertemuan saya dengan sejumlah calon pembeli dari luar negeri contohnya mampu membuka peluang saya untuk menembus pasar ekspor,” pungkas Yulianah.