Kudus, MNEWS.co.id – Seiring dengan berjalannya waktu, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kudus, Jawa Tengah terus menunjukkan geliatnya untuk semakin berkembang. Tak sedikit dari usaha mikro yang berkembang menjadi menengah, bahkan menjadi usaha yang mampu menjadi andalan kota Kudus. Karena sebelumya UMKM sempat mengalami kelesuan di tengah masa pandemi, dan saat ini aktivitas masyarakat mulai menuju normal baru.
“Jika sebelumnya sempat sepi pesanan selama empat bulan lebih, kini sejak adanya pelonggaran aktivitas di masyarakat pesanan pisau dapur mulai mengalir,” kata salah seorang pengrajin pisau di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kudus, Sahri Baedlowi, Selasa, (13/10/20).
Sahri menjelaskan saat ini mulai ada acara pernikahan meskipun secara sederhana tetapi ada pesanan pisau cendera mata. Pesanan yang diterima belum sebanding sebelum pandemi yang mencapai sekitar 1.000 pisau, sedangkan sekarang pesanannya hanya berkisar 200 pisau.
Pedagang besar yang biasa menjual pisau hasil kerajinan Bareng, Kecamatan Jekulo, Kudus, juga mulai order, meskipun masih sedikit karena disesuaikan dengan permintaan pasar. “Biasanya setiap pedagang yang menjadi pelanggan setia pemesannya bisa mencapai 1.000 pisau, kini hanya 200-an,” tambahnya.
Upaya agar tetap eksis di tengah pandemi, yakni dengan promosi di media sosial secara masif karena menjadi mata pencaharian utama bagi dirinya bersama pengrajin pisau lainnya yang bermitra dengan dirinya.
Sementara itu, pengrajin batik tulis di Kudus juga mulai bergeliat, menyusul mulai mengalirnya pesanan batik tulis dari berbagai daerah. “Saya memang tidak begitu mengandalkan media sosial, meskipun ada pesanan yang diterima dari medsos,” kata Yuli Astuti selaku pemilik Sanggar Muria Batik Kudus,
Awal-awal pandemi, Ia mengakui sempat kelebihan stok batik, namun setelah sempat terjadi kelangkaan masker, kemudian usahanya dialihkan membuat masker batik yang ditawarkan ke pembeli.
“Penjualannya memang sempat lesu, kemudian mulai bergairah dan saat ini mulai banyak pesanan batik untuk dibuat pakaian,” kata Yuli.