Malang, MNEWS.co.id – Istilah clothing line bukan lagi hal asing di telinga. Terutama bagi yang mengikuti perkembangan fashion. Di Indonesia industri fashion terus berkembang dan banyak brand luar negeri yang berinvestasi di bidang ini. Sehingga banyak anak muda yang menggeluti bidang ini sebagai bisnis. Salah satunya seperti yang bisa kita temukan di Malang.
Bermula dari ketidaksengajaan, muncul sebuah brand fashion bernama “Kattoen” di Malang. Sebelum memiliki nama besar seperti sekarang, ada perjuangan luar biasa yang dilalui sang owner. Kisah ini bisa menjadi inspirasi anak muda yang sedang membangun bisnis dan ingin memajukan produk lokal.
Brand pakaian Kattoen sempat nyaris bangkrut karena bergantung kepada event serta dihantam pandemi Covid-19 dan tetap berhasil bertahan hingga saat ini.
Kattoen memulai bisnisnya dengan tujuan agar orang lain bisa membuat brand dengan lebih mudah. Mereka memilih kaos polos sebagai produk utamanya. Awalnya mereka belum terpikir soal nama, namun kemudian tercetuslah nama “Kattoen” setelah hampir setahun berjalan. Nama tersebut kini sudah terdaftar di HAKI.
Setelah berjalan 2 tahun, Kattoen memberanikan diri membuat event berskala kecil di Malang Town Square. Brand kaos polos ini kemudian dikenal berkat sering mengikuti event. Namun sayangnya bisnis mereka jadi sangat bergantung pada event yang diadakan.
“Waktu awal 2015 sampai 2017 kita itu sudah kesulitan dari sisi penjualan. Kita baru bisa hidup kalau ikut event. Hidup kita di event. Kalau tidak ikut event,selesai (bangkrut),” ungkap Rizky, pemilik Kattoen.
Di tengah kondisi yang semakin sulit, tepatnya di bulan November 2017, Kattoen mengalami kerugian hingga ratusan juta. Tidak ada Modal lagi untuk melanjutkan bisnisnya, namun ada kewajiban yang tetap harus dipenuhi, Rizky berusaha mencari solusi. untuk menguatkan diri, Ia kemudian mencari cara untuk bangkit dari bangkrut di internet. Dari situ Ia melihat berbagai macam penawaran, salah satunya adalah internet marketing.
“Saya beranikan diri untuk belajar online. Saya cuma punya waktu belajar sebulan. Desember awal saya mulai belajar, 2018 langsung saya praktikkan,” ungkapnya.
Belajar dari kegagalan sebelumnya, Kattoen menyadari bahwa sebagian besar konsumennya berasal dari luar Malang. Konsumen Kattoen tersebar di berbagai kota di Indonesia, mulai Aceh hingga Papua. Meski tidak banyak, pelanggan mereka juga ada yang berasal dari luar negeri, seperti Malaysia dan Singapura.
Kattoen mencapai puncak tertingginya pada tahun 2019. Tapi lagi-lagi harus berjuang akibat diterpa Covid-19 pada Agustus 2020. Penjualan yang awalnya lebih banyak melalui website, kemudian beralih ke marketplace.
Untungnya Kattoen masih dapat bertahan dengan mengandalkan bisnis kaos polos. Mereka mengamati setiap konsumen yang membeli produknya, kemudian menjadikannya sebagai peluang baru.
Saat ini merek yang memiliki akun Instagram @kattoen ini masih terus berinovasi dengan produk yang ditawarkannya. Brand lokal asal Malang ini menawarkan produk yang eksklusif, hanya mereka yang memiliki produk tersebut.
“Kita ingin menyediakan warna yang hanya kita yang jual. Kita mengeluarkan series 5 sampai 10 warna, tetapi cuma kita yang jual,” tambah Rizky.
Banyaknya orang yang mengenal Kattoen lewat event, membuat banyak yang mengira brand ini berasal dari Ibu Kota Jakarta, nyatanya ini adalah brand lokal asal Malang yang sukses menjalankan bisnis clothing line.