Ilustrasi pelaku usaha. (Foto: Lifepal)

Jakarta, MNEWS.co.id – Sebelum adanya masa pandemi, pariwisata merupakan sektor industri yang memiliki multiplier effect yang tinggi. Hal ini membuktikan bahwa sektor pariwisata akan menggerakan industri-industri lain sebagai pendukungnya, sehingga telah menjadi ciri serta karakter dari dunia wisata.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya menjelaskan, sektor ekonomi kreatif (ekraf) dan pariwisata merupakan dua hal yang saling melengkapi. Jika pariwisata di suatu daerah berkembang, maka ekraf ataupun UMKM juga akan ikut berdampak dengan lebih meningkat.

Masa pandemi memang membawa dampak yang sangat besar bagi dunia pariwisata. Tidak dapat dipungkiri, hampir 1,5 juta pelaku parekraf terancam kehilangan pekerja pada usaha pariwisata. Wisnu berharap para pelaku usaha tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan harus semangat untuk bangkit dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada.

“Hampir setahun pandemi Covid-19, pelaku usaha jangan terlalu lama bersedih. Kita harus bisa mengambil sisi positifnya dari masa pandemi. Misalkan sekarang harus menjaga kebersihan, memanfaatkan digitalisasi, dan pastinya harus tetap semangat untuk mencari peluang,” kata Wisnu dalam webinar “Inspirasi Wirausaha Mandiri” yang diadakan oleh Kemenparekraf bersama Komunitas Sahabat UMKM pada Kamis (4/3/21).

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Bawa Tarunajaya dalam webinar “Inspirasi Wirausaha Mandiri” yang diadakan oleh Kemenparekraf bersama Komunitas Sahabat UMKM pada Kamis (4/3/21). (Foto: MNEWS)

Wisnu menambahkan bahwa pelaku pariwisata dan UMKM bisa mendorong perekonomian nasional untuk lebih baik lagi. Oleh karena itu, Ia membagikan strategi 3K yang bisa diterapkan oleh pelaku usaha khususnya parekraf untuk tetap semangat di tengah masa pandemi.

Pertama yaitu kemauan. Seorang pelaku usaha harus bisa memiliki kemauan yang kuat untuk sukses. Karena ketika ada kemauan pasti akan ada jalan, dan di setiap kesulitan tentu akan ada kemudahan. Kemauan yang kuat harus datang dari diri sendiri dan tidak mengikuti orang lain.

Selanjutnya yang kedua, kemampuan. Percaya terhadap kemampuan diri sangat diperlukan dalam menjalankan sebuah bisnis. Menurut Wisnu, seorang pelaku usaha yang memiliki karakter pada kemampuan diri akan lebih bisa menjalankan bisnis dengan semangat dan tidak gampang menyerah. Selain itu, kemampuan dalam diri juga harus didukung dengan terus belajar mencari informasi dan bertukar pikiran dengan teman ataupun sesama pelaku usaha.

Dan yang ketiga, kesempatan. Kesempatan itu bukanlah nasib namun sebuah peluang yang bisa diciptakan oleh diri sendiri dengan penuh keyakinan. Peluang tersebut diciptakan dengan menggunakan 5 panca indera yang dimiliki. Misalkan mata untuk melihat, Anda harus bisa jeli dengan memanfaatkan berbagai peluang dan kesempatan yang ada. Lalu kuping untuk mendengarkan segala informasi yang ada dengan memperbanyak ilmu dan saling bertukar pikiran dengan berkolaborasi.

Selain memanfaatkan peluang, Wisnu menjelaskan bahwa pelaku usaha sukses adalah mereka yang belajar dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Melalui pengalaman tersebut, pola pikir seorang wirausaha akan terbentuk agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Sehingga, pengusaha yang mandiri akan tetap fokus dengan tujuan dan visi yang telah diterapkan.

“Belajar dari pengalaman merupakan ilmu yang berharga terlebih bagi pengusaha karena sudah terbiasa untuk terus struggling belajar dan terus belajar agar semakin berkualitas,” pungkasnya.