Jakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) tidak hanya cukup masuk ke platfrom jualan dalam jaringan agar bisa bertahan di tengah pandemi. Namun mereka juga perlu pengetahuan yang memadai agar bisnis mereka bisa bertahan ketika berjualan daring.
“Pandemi ini menghadirkan tantangan yang tidak hanya butuh respons cepat, tapi, juga strategi yang terstruktur,” kata Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Dwi Andriani Sulistyowati.
Dwi mengatakan UKM yang mampu bertahan di tengah pandemi tahun lalu adalah yang bergabung dengan platform digital. Kemampuan untuk bertahan ini tidak semata karena pelaku usaha memahami teknologi digital, dan juga didukung kemampuan berwirausaha.
Pelaku UKM dituntut harus bisa mengantisipasi peruabahan trend pasar agar produk merek selalui relevan dengan kebutuhan pasar. Untuk menjawab tantangan tersebut, UKM juga perlu pelatihan dan pendampingan untuk berbisnis secara online, bukan hanya cara untuk berjualan secara online.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih menyampaikan UKM dan industri kecil menengah perlu beradaptasi dengan teknologi dan cara pemasaran agar bisa tumbuh dan berkembang secara optimal.
“Saat ini, kualitas industri kecil, menengah, dan aneka negeri terus meningkat ke arah yang baik, mulai dari inovasi, originalitas, hingga manfaat produk. Perkembangan positif ini perlu disinergikan dengan akses transaksi digital yang mudah di berbagai kanal,” kata Gati.
Jumlah UMKM di Indonesia tahun lalu, menurut data Badan Pusat Statistik mencapai 64 juta. Dari total UMKM yang ada, data dari Kemenkop UKM menunjukkan baru 12,2 juta yang bergabung dengan ekosistem digital.
Pemerintah menargetkan 32 juta UMKM bergabung dengan platform digital pada 2024 mendatang, untuk itu sekitar 6,1 juta UMKM diharapkan “go online” setiap tahun.
“Dengan (bergabung) ke ekosistem digital, UMKM akan tumbuh lebih cepat serta ada peningkatan partisipasi digitalisasi,” tambah Dwi.
Target 6,1 juta UMKM masuk ke platform dagang dalam jaringan merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, yang digaungkan sejak tahun lalu untuk mendukung usaha lokal serta meningkatkan konsumsi produk buatan dalam negeri.